Bruce Willis Sakit Demensia Frontotemporal, Tak Bisa Lagi Bicara hingga Berjalan

4 days ago 3
Jakarta -

Legenda Hollywood Die Hard, Bruce Willis, dikabarkan kini dalam kondisi tak bisa bicara dan bergerak, seiring memburuknya perjuangannya melawan demensia frontotemporal (FTD).

Dikenal lewat kariernya yang telah berlangsung puluhan tahun di dunia film aksi, drama, dan komedi, Willis resmi pensiun dari dunia akting pada 2022 setelah didiagnosis afasia, yang kemudian berkembang menjadi demensia frontotemporal, sebuah kondisi neurologis progresif yang memengaruhi kepribadian, kemampuan berbahasa, dan keterampilan motorik.

Meski beredar rumor bahwa Willis kini hanya terbaring di tempat tidur dan telah kehilangan kemampuan berbicara, sang istri, Emma Heming Willis, meluruskan kabar tersebut lewat unggahan di Instagram Stories-nya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepada Yth. Yang Berkepentingan: Jika Anda menemukan berita yang diawali dengan 'sumber dekat keluarga mengatakan...', bantulah diri Anda sendiri dan berhentilah membaca," demikian kata Emma melalui Instagram Storynya, dikutip dari Times of India.

Sebenarnya apa itu demensia frontotemporal atau FTD?

Demensia frontotemporal (FTD), juga dikenal sebagai degenerasi frontotemporal, merupakan sekelompok gangguan neurodegeneratif yang disebabkan oleh hilangnya sel saraf secara progresif di area lobus frontal dan temporal otak. Kedua area ini berperan penting dalam mengatur kepribadian, pengendalian emosi, bahasa, dan gerakan.

Seiring waktu, bagian otak yang terdampak akan mengalami penyusutan (atrofi) dan kehilangan konektivitas, yang kemudian memicu gejala kognitif dan perilaku yang signifikan.

FTD tergolong demensia tipe 2, yaitu bentuk demensia yang lebih jarang dibandingkan Alzheimer, namun cenderung lebih berbahaya. Tidak seperti Alzheimer yang umum pada usia lanjut, FTD sering kali menyerang individu berusia 45 hingga 65 tahun, meskipun bisa terjadi lebih awal atau lebih lambat.

FTD diperkirakan menyumbang sekitar 10-20 persen dari seluruh kasus demensia, dan merupakan bentuk paling umum dari demensia pada orang di bawah usia 60 tahun.

Faktor Risiko Demensia Frontotemporal (FTD)

Faktor risiko demensia frontotemporal (FTD) meliputi riwayat keluarga dengan FTD,terutama jika orang tua atau saudara kandung juga mengalami kondisi serupa, serta mutasi genetik dan kemungkinan riwayat trauma kepala. Meskipun beberapa kasus bersifat familial dan berkaitan dengan gen tertentu, sebagian besar kasus FTD dianggap sporadis, atau muncul tanpa riwayat keluarga yang jelas.

Usia juga menjadi faktor penting, dengan FTD paling umum terjadi pada rentang usia 40 hingga 65 tahun. Selain itu, gaya hidup atau riwayat cedera kepala mungkin turut berperan dalam meningkatkan risiko.

Secara biologis, FTD sering kali disebabkan oleh penumpukan protein abnormal di dalam sel-sel otak, seperti protein tau atau TDP-43, yang memicu kematian sel dan penyusutan (atrofi) pada bagian lobus otak tertentu.

Diperkirakan sekitar 30 hingga 50 persen kasus FTD melibatkan komponen genetik. Beberapa mutasi gen yang diketahui berperan antara lain MAPT, PGRN, dan C9ORF72, yang merupakan penyebab umum dalam kasus-kasus familial.

(suc/kna)


Read Entire Article