Studi Ungkap Wanita 'Alumni' COVID Rentan Kena Penyakit Jantung-Stroke, Ini Alasannya

17 hours ago 7
Jakarta -

Sebuah studi baru yang dipublikasikan di European Heart Journal mengungkap kaitan penyakit jantung dengan wanita yang pernah terkena COVID-19. Penelitian tersebut menemukan, infeksi COVID-19 dapat mempercepat penuaan pembuluh darah hingga sekitar lima tahun, terutama pada wanita.

Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah secara alami menjadi lebih kaku. Namun, studi baru ini menunjukkan bahwa infeksi COVID dapat mempercepat proses tersebut. Hal ini penting karena pembuluh darah yang lebih kaku meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan serangan jantung.

"Sejak pandemi, kami telah mempelajari bahwa banyak orang yang terinfeksi Covid mengalami gejala yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Namun, kami masih mempelajari apa yang terjadi di dalam tubuh yang menyebabkan gejala-gejala ini." tutur Profesor Rosa Maria Bruno dari Université Paris Cité, Prancis, yang memimpin penelitian ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

COVID sendiri diketahui dapat langsung memengaruhi pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan apa yang disebut penuaan pembuluh darah dini, yaitu kondisi ketika pembuluh darah menjadi lebih tua dibanding usia biologis seseorang, sehingga ia lebih rentan terkena penyakit jantung.

"Jika itu terjadi, kita perlu mengidentifikasi siapa yang berisiko pada tahap awal untuk mencegah serangan jantung dan stroke," lanjutnya.

Adapun studi ini studi ini melibatkan 2.390 orang dari 16 negara berbeda, Austria, Australia, Brasil, Kanada, Siprus, Prancis, Yunani, Italia, Meksiko, Norwegia, Turki, Inggris, dan AS, yang direkrut antara September 2020 hingga Februari 2022. Peserta dikategorikan berdasarkan empat kelompok, yakni Tidak pernah terkena COVID, baru terkena COVID namun tidak dirawat di rumah sakit, dirawat di ruang perawatan umum, serta peserta yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU).

Para peneliti menilai usia vaskular peserta dengan perangkat yang mengukur kecepatan gelombang tekanan darah dari arteri karotis (leher) ke arteri femoralis (paha). Pengukuran ini disebut carotid-femoral pulse wave velocity (PWV). Semakin tinggi nilainya, semakin kaku pembuluh darah dan semakin tua usia vaskular seseorang. Pengukuran dilakukan enam bulan setelah infeksi dan diulang 12 bulan kemudian.

Selain itu, peneliti juga mencatat faktor demografis seperti jenis kelamin, usia, dan kondisi lain yang memengaruhi kesehatan kardiovaskular.

Hasil Penelitian

Setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, peneliti menemukan bahwa semua kelompok pasien yang pernah terinfeksi COVID, termasuk yang hanya mengalami gejala ringan, memiliki pembuluh darah lebih kaku dibandingkan mereka yang tidak pernah terinfeksi. Efek ini lebih jelas pada wanita dan pada pengidap long COVID dengan gejala seperti sesak napas dan kelelahan.

Rata-rata peningkatan PWV pada wanita dengan infeksi COVID ringan adalah 0,55 meter per detik, pada wanita yang dirawat di rumah sakit 0,60 m/s, dan pada yang dirawat di ICU mencapai 1,09 m/s. Peneliti menyebut peningkatan sekitar 0,5 m/s sudah bermakna secara klinis, setara dengan penuaan lima tahun, serta meningkatkan risiko penyakit jantung sekitar 3 persen pada wanita usia 60 tahun.

Orang yang telah divaksinasi umumnya memiliki pembuluh darah yang lebih lentur dibandingkan yang tidak divaksin. Dalam jangka panjang, penuaan pembuluh darah akibat COVID tampak stabil atau sedikit membaik.

Alasan Wanita 'Alumni' COVID Bisa Kena Penyakit Jantung

"Ada beberapa kemungkinan penjelasan mengenai dampak COVID terhadap pembuluh darah," kata Prof Bruno.

Virus SARS-CoV-2 menempel pada reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang terdapat di lapisan pembuluh darah. Virus menggunakan reseptor ini untuk masuk dan menginfeksi sel, yang kemudian dapat menyebabkan disfungsi vaskular dan mempercepat penuaan pembuluh darah. Respon peradangan dan sistem imun tubuh juga berperan.

Salah satu alasan adanya perbedaan antara pria dan wanita mungkin terkait fungsi sistem imun. Wanita cenderung memiliki respon imun yang lebih cepat dan kuat, sehingga lebih terlindungi dari infeksi. Namun, respon yang sama juga bisa memperparah kerusakan pembuluh darah setelah infeksi awal.

Prof Bruno mengatakan, penuaan pembuluh darah mudah diukur dan bisa ditangani dengan pengobatan yang tersedia luas, seperti perubahan gaya hidup, obat penurun tekanan darah, dan obat penurun kolesterol. Bagi orang yang mengalami percepatan penuaan pembuluh darah, penting untuk melakukan segala cara guna menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.

Ia dan timnya akan terus memantau peserta penelitian selama beberapa tahun ke depan untuk mengetahui apakah percepatan penuaan pembuluh darah tersebut benar-benar meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Simak Video "Video: Kenali Faktor Utama Penyakit Jantung Bawaan pada Anak"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)


Read Entire Article