Wanita di Bali Kena Gagal Ginjal Stadium 5 di Usia 28 Tahun, Ini Pemicunya

19 hours ago 2
Jakarta -

Masih muda dan merasa menjalani hidup sehat, wanita di Bali tidak menyangka akan terkena gagal ginjal stadium 5 di usia 28 tahun. Adalah Grace Tanggu yang kini terpaksa rutin menjalani cuci darah, pasca angka kreatinin-nya mencapai 11.

Sebagai gambaran, nilai normal kreatinin berkisar antara 0,6 hingga 1,2 mg/dL pada pria dan 0,5 hingga 1,1 mg/dL pada wanita. Semakin tinggi nilainya, fungsi ginjal terus menurun.

Merasa sehat dan kerap menjaga pola makan, Grace kala itu hanya mengeluh gejala mual dan muntah. Namun, ia baru menyadari kondisi urine-nya berbusa selama dua minggu terakhir, meski tak diikuti nyeri di bagian pinggang, gejala khas penyakit ginjal kronis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pipis saya sudah dua minggu berbusa, tapi saya pikir tidak apa-apa. Karena tidak ada nyeri di pinggang," cerita dia.

Apa Pemicunya?

Grace mengaku meski menjaga pola makan, ia ternyata memiliki riwayat genetik diabetes melitus. Hal ini tidak disadari sampai akhirnya melakukan pemeriksaan di Malaysia.

"Dokter akhirnya menyarankan biopsi ginjal. Di Malaysia, ketemu dokter spesialis ginjal yang sekaligus memeriksa HbA1c. Hasilnya itu tinggi 9,7. Padahal batas normal hanya 5,6-6, jadi penyebabnya itu diabetes," kata dia.

"Jujur, saya kaget. Dari kecil saya tidak pernah benar-benar suka makan manis, porsi nasi juga sedikit, Tubuh saya tidak pernah obesitas. Tidak ada tanda-tanda khas diabetes," lanjutnya.


Ubah Pola Hidup

Pasca didiagnosis gagal ginjal akibat diabetes, ia kemudian mulai memperbaiki pola hidup yang semula kerap begadang dan jarang olahraga.

Belajar dari apa yang dialami Grace, ia menitipkan pesan sederhana untuk tidak pernah menyepelekan pemeriksaan kesehatan.

Olahraga ringan seperti jalan cepat atau jogging 30 menit sehari bisa membantu menjaga tubuh.

"Minum air secukupnya, sekitar 1,5 sampai 2 liter per hari. Batasi makanan instan, asin, dan manis. Mi instan sebaiknya tidak jadi menu harian, begitu pula minuman kemasan. Periksa rutin gula darah dan fungsi ginjal, apalagi jika ada riwayat keluarga diabetes atau hipertensi," saran dia.

"Lebih baik tahu lebih awal," katanya.

(naf/kna)


Read Entire Article