Jakarta -
Siloam Hospitals kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor teknologi bedah mutakhir dengan sukses melaksanakan operasi robotik pertama untuk kasus bedah digestif menggunakan sistem Da Vinci Xi. Tak sekadar menjadi pencapaian klinis, prosedur ini juga disiarkan secara langsung melalui live streaming dalam acara Siloam Digestive Summit 2025 yang digelar pada 26 Juli lalu.
Ratusan peserta dari berbagai institusi medis di Indonesia menyaksikan prosedur tersebut secara real-time, lengkap dengan penjelasan interaktif dari dr Vania Myralda Giamour, SpB-KBD, yang memandu sesi Live Surgery Demo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kolaborasi Dua Ahli Bedah dalam Prosedur Minimal Invasif
Pasien perempuan berusia 41 tahun, Ny M, datang dengan keluhan mual, muntah, dan perut kembung yang dirasakan selama satu bulan sebelum akhirnya dirawat di Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Setelah dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG abdomen, pasien didiagnosis mengalami kolesistolitiasis (batu empedu) dan kolesistitis akut (radang pada kantong empedu).
Untuk mengatasi kondisi ini, tim medis di Siloam Hospitals Kebon Jeruk melakukan prosedur kolesistektomi robotik, yaitu pengangkatan kantong empedu menggunakan sistem Da Vinci Xi, dengan perencanaan matang dan koordinasi multidisiplin.
Operasi ini dilakukan oleh Dr dr Wifanto Saditya Jeo, SpB-KBD, spesialis bedah subspesialis digestif yang berpraktik di Siloam Hospitals Kebon Jeruk dan Siloam MRCCC, bersama Prof Dr Iswanto Sucandy, MD, FACS, ahli bedah hepatopankreatobilier (HPB) kelas dunia yang bertindak sebagai proktor.
Prof Dr Iswanto Sucandy dikenal luas sebagai pionir dalam bedah hati invasif minimal dan robotik. Ia menjabat sebagai Division Chief of HepatoPancreatoBiliary Surgery serta Director of Robotic Liver Surgery di AdventHealth Tampa, Amerika Serikat.
Selain itu, ia juga merupakan Clinical Professor of Surgery di University of Central Florida dan Nova Southeastern University. Reputasinya semakin diperkuat dengan keterlibatannya dalam program Surgical Leadership di Harvard Medical School-Harvard Business School, serta posisinya sebagai anggota Robotic Surgery Committee dari International Laparoscopic Liver Society.
"Teknologi Da Vinci Xi memberikan presisi luar biasa dalam area pembedahan yang sempit dan sensitif seperti kandung empedu. Ini adalah tonggak penting dalam transformasi layanan bedah digestif di Indonesia," ujar dr Iswanto Sucandy.
Pasien Pulih cepat, Nyeri Minimal Paska Operasi
Operasi yang berlangsung selama sekitar dua jam ini berjalan lancar tanpa komplikasi. Pasien bahkan sudah dapat berjalan pada hari yang sama dengan nyeri minimal pascaoperasi. Capaian ini menunjukkan efektivitas sistem bedah robotik Da Vinci Xi, yang memungkinkan tindakan lebih presisi, minim luka, risiko komplikasi lebih rendah, serta waktu pemulihan yang jauh lebih cepat dibandingkan teknik bedah konvensional.
"Bedah robotik ini memungkinkan sayatan yang lebih kecil, trauma jaringan minimal, dan hasil pasca operasi yang jauh lebih baik. Ini sangat ideal untuk pasien dengan mobilitas tinggi," jelas Dr dr Wifanto Saditya Jeo, SpB-KBD.
(suc/up)