
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar masih mendalami kasus perdagangan bayi ke Singapura. Sebanyak 13 tersangka telah ditangkap, sementara 3 lainnya masih buron.
Para pelaku mendapatkan bayi dari orang tua yang sengaja menjualnya sejak dalam kandungan. Para orang tua diinfokan bayi akan diadopsi oleh orang tua angkat yang tidak punya anak. Sebagai gantinya mereka akan diberikan uang Rp 11-16 juta.
Setelah dibawa dari orang tua, para bayi dirawat di Bandung lalu dibawa ke penampungan di Pontianak, Kalbar. Mereka dibuatkan Akta Kelahiran hingga Kartu Keluarga (KK) palsu untuk kebutuhan adopsi ke Singapura. Selain itu juga dibuatkan paspor menggunakan dokumen palsu tersebut.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat Kombes Pol Surawan mengungkapkan, saat ini kepolisian masih mengusut pelaku lain yang berperan sebagai orang tua palsu lainnya.
“Jadi orang tua palsu ini bukan yang ini saja. Ada beberapa lagi yang sudah kita lacak dan kita kejar keberadaannya. Karena kita mendapat KK (Kartu Keluarga) itu kan banyak. Kartu keluarga yang diselipkan (masuk ke KK pelaku) bayi-bayi ini banyak,” kata Surawan saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Bandung, Kamis (17/7).

Surawan mengatakan, pembuatan dokumen KK palsu dilakukan di Pontianak. Pihaknya juga telah melakukan penelusuran, tetapi pelaku tidak ada di tempat.
“Pontianak semua. Makanya ada beberapa alamat kemarin sudah ditelusuri, namun saat penangkapan yang bersangkutan tidak ada di tempat sehingga anggota kita akan berangkat lagi,” tutur Surawan.
Peran Orang Tua Palsu
Saat ini, kepolisian baru menangkap satu orang tua palsu dalam sindikat jual beli bayi ke Singapura. Pelaku itu bernama Anisah (31).
Ia bertugas mendampingi bayi ke Singapura dan mengaku bahwa bayi tersebut adalah anak kandungnya.
“Nah, ketika ke Singapura inilah, orang tua palsunya tadi juga ikut ke sana, seolah-olah dia adalah orang tua asli dari bayi itu, menyampaikan bahwa memang karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan perawatan, sehingga mereka akan menjual bayinya untuk diadopsi oleh adopter yang ada di sana,” kata Surawan.