Kasus Disinformasi Gender Brigitte Macron Berlanjut ke Tingkat Kasasi

2 weeks ago 6
 REUTERS/Benoit TessierBrigitte Trogneux, istri Macron. Foto: REUTERS/Benoit Tessier

Perkembangan terbaru datang dari kasus pencemaran nama baik yang menyeret nama Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron. Ia resmi mengajukan kasasi ke pengadilan tertinggi Prancis setelah putusan banding tidak memihak padanya.

Kasus ini bermula dari sebuah video yang diunggah ke YouTube pada Desember 2021 oleh dua perempuan bernama Amandine Roy dan Natacha Rey. Dalam video tersebut, mereka mengklaim bahwa Brigitte sejatinya adalah seorang laki-laki bernama Jean-Michel Trogneux, yang sebenarnya merupakan nama saudara laki-laki Brigitte sendiri. Brigitte pun mengajukan gugatan terhadap keduanya.

Pada September 2024, pengadilan tingkat pertama memenangkan pihak Brigitte. Dua perempuan itu diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar EUR 8 ribu kepada Brigitte dan EUR 5 ribu kepada saudara laki-lakinya. Namun, putusan tersebut dibatalkan oleh pengadilan banding pada Kamis (10/7). Tak terima, Brigitte pun membawa kasus ini ke pengadilan kasasi.

Istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Brigitte Macron saat mengunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025). Foto: Ludovic Marin/AFPIstri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Brigitte Macron saat mengunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025). Foto: Ludovic Marin/AFP

Di video yang diunggah pada 2021 itu, salah seorang terdakwa, Amandine Roy mewawancarai Natacha Rey, seorang jurnalis independen. Dalam wawancara yang berlangsung selama 4 jam tersebut, Rey berbicara tentang “kebohongan negara” dan “penipuan” yang mengklaim bahwa Jean-Michel Trogneux mengubah jenis kelaminnya menjadi perempuan dan mengubah namanya menjadi Brigitte, kemudian menikahi calon presiden Prancis kala itu. Klaim tersebut menjadi viral, termasuk di kalangan penganut teori konspirasi di Amerika Serikat.

Tak hanya itu, komentator konservatif terkemuka AS, Candace Owens juga dengan keras menyerang ibu negara Prancis, dalam video YouTube berjudul “Becoming Brigitte: An Introduction” yang sekarang telah dihapus. Video tersebut diunggah pada tanggal 11 Maret 2022 dan meledak di Prancis hanya beberapa minggu sebelum pemilihan presiden 2022.

Dalam video tersebut, ia mengulangi klaim bahwa Brigitte terlahir sebagai laki-laki dan bernama Jean-Michel Trogneux. Ia juga mengklaim bahwa dirinya menjadi target ancaman hukum dari Istana Kepresidenan Prancis, meskipun hal ini belum dikonfirmasi oleh pihak istana. Video berdurasi 40 menit tersebut kemudian secara tidak langsung menghubungkan Brigitte Macron dengan konspirasi yang lebih luas yang melibatkan para pedofilia dan tatanan dunia elit.

 Justin Tallis/AFPIstri Presiden Prancis, Brigitte Macron. Foto: Justin Tallis/AFP

"Ketika saya mengatakan bahwa saya akan mempertaruhkan seluruh karier profesional saya pada fakta bahwa Brigitte Macron, Ibu Negara Prancis saat ini, lahir sebagai seorang pria, tentu saja banyak orang yang tidak mempercayainya karena itu terdengar gila," kata Owens.

Rumor tersebut awalnya menyebar di Amerika Serikat, terutama di situs-situs forum seperti 4chan, dan semakin meluas semenjak makin banyak yang mengakses situs tersebut.

Lewat kejadian ini, Brigitte termasuk ke dalam jajaran perempuan berpengaruh yang telah jadi korban disinformasi gender atau seksualitas yang kemudian digunakan untuk mengejek atau mempermalukan. Disinformasi berbasis gender ini memang sering terjadi pada tokoh-tokoh terkemuka.

Menurut National Democratic Institute (NDI), kelompok pengamat yang berbasis di AS, tujuan dari disinformasi gender ini adalah untuk mengusir perempuan dari panggung politik dan kehidupan publik. Tak hanya itu, fenomena ini juga menjadi pembungkaman perempuan yang berdampak serius terhadap hak asasi manusia, keberagaman dalam debat publik dan media, hingga pada akhirnya, demokrasi.

Read Entire Article