Pesan Latte pakai Susu Bebas Laktosa, Pria Ini Kecewa Ditagih Ekstra

Jakarta -

Pesanan es latte seorang pria di restoran Spanyol telah membuatnya kecewa besar. Pasalnya tagihan yang diberikan untuk es latte dengan susu bebas laktosa tersebut tidak sesuai kesepakatan awal.

Pelanggan yang pesan makanan atau minuman di restoran sebaiknya benar-benar memperhatikan rincian pesanan serta harga. Jangan sampai terjadi kesalahpahaman yang membuat pelanggan menyesal karena ditagih biaya tidak sesuai.

Belum lama ini seorang pelanggan yang terjebak dalam tagihan biaya tidak terduga ketika membeli es kopi di restoran. Pria yang tidak diketahui namanya itu membagikan rincian pesan komplain yang ia kirim ke sebuah bar di Oviedo, Spanyol. Ia menganggap tagihan makannya tidak adil, lapor mirror.co.uk pada Jumat, (1/8/2025).

Kejadian kurang menyenangkan ini bermula ketika dia mampir ke sebuah restoran di Spanyol yang tidak disebutkan namanya. Ia memang memiliki kondisi intoleransi laktosa atau gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa.

Oleh karena itu, ia meminta pelayan memberi susu bebas laktosa untuk pesanan segelas es lattenya. Tidak disebutkan secara rinci susu bebas laktosa yang dimaksud, tetapi biasanya susu sapi akan diganti ke susu nabati, seperti susu almond, susu kedelai, susu oat, dan lain sebagainya.

Saat ini kebanyakan restoran memang menawarkan pilihan susu nabati tersebut. Beberapa memberi tambahan biaya pergantian, tetapi tidak sedikit juga yang memberinya secara gratis. Sayangnya, tidak semua kafe memberi informasi biaya tambahan jika pelanggan mengubah ke jenis susu lain selain sapi.

Seperti pria ini yang berujung terkejut dengan tagihannya. Ia mengaku pelayan di restoran tidak mengingatkan atau memberitahu apapun jika ada tambahan biaya untuk pergantian susu. Membuat tagihan es lattenya sedikit lebih mahal.

"Saya menulis ini sebagai komplain karena sudah ditagih biaya untuk susu bebas laktosa. Jika hendak ditagih dengan biaya ekstra, seharusnya mereka memberitahu saya," jelasnya.

Menurut struk tagihan, pria ini ditagih tambahan biaya sebesar 30 cent (Rp 5 ribu) karena memilih susu bebas laktosa. Pelanggan ini tampak tidak mempermasalahkan nominal tambahan biayanya, tetapi mempertanyakan kejujuran restoran.

"Menurut saya tidak adil. Saya memang memiliki intoleransi laktosa, bukannya pura-pura, dan susu bebas laktosa seharusnya sama seperti jenis susu lain," ujarnya.

Curhatan pria tersebut diunggah lagi oleh akun @soycamarero dan memicu perdebatan diantara para netizen.

Akun tersebut mengunggahnya dengan penjelasan, "Apakah Anda mendukung atau menentang biaya tambahan pada tagihan ini?"

Sebagian netizen tidak masalah bila ada biaya tambahan untuk susu bebas laktosa. Jika memang tidak mau ditambah biaya, netizen ini menyarankan agar pria tersebut membawa susu nabati sendiri dari rumah.

Netizen tersebut berkomentar, "Saya vegan. Saya tahu bahwa memang ada tambahan biaya untuk susu kedelai atau oat. Bicaralah dengan pelayan untuk melihat apakah mereka keberatan Anda membawa susu nabati Anda sendiri."

Netizen lain juga mendukung biaya tambahan tersebut karena setelah dihitung, harga susu bebas laktosa memang sedikit lebih mahal dari susu biasanya (tergantung merek).

"Jika kita berbicara tentang yang bermerek, susu biasa bisa dihargai hampir satu euro (Rp 18.944) per liter sementara susu bebas laktosa berkisar antara €1,20 (Rp 22.733) dan €1,80 (Rp 34.099) tergantung pada merek," jelas netizen tersebut.

Yang lain menambahkan: "Jika saya membuka satu liter susu bebas laktosa untuk seseorang dan pada akhirnya saya harus membuangnya, itu akan menjadi kerugian."

Sedangkan netizen ini membela pria tersebut yang terkejut dengan tambahan biaya susu bebas laktosa. Menurut netizen ini, jika restoran mematuhi peraturan, seharusnya hal seperti ini tidak mengejutkan pelanggan.

Oleh karena itu, menurutnya restoran seharusnya mencantumkan harga susu bebas laktosa dan memperbaiki sistemnya. Dengan begitu pelanggan dapat melihatnya sebelum pesan.

Meskipun begitu, netizen ini juga tidak memaklumi sikap banyak pelanggan yang memiliki kebiasaan tidak memeriksa harga tetapi mengeluh setelahnya.

(aqr/adr)