Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti rendahnya penyerapan anggaran Badan Gizi Nasional (BGN) untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pihaknya sudah memantau aktivitas BGN, namun dinilai masih baik sehingga belum diketahui penyebab rendahnya penyerapan anggaran.
Atas hal ini, Purbaya mengusulkan agar BGN menjelaskan kepada publik secara rutin melalui jumpa pers.
"Saya bilang ya udah nanti sebulan sekali kita akan jumpa pers dengan Kepala BGN, nanti kalau penyerapannya jelek, dia suruh jelasin ke publik, saya di sebelahnya," kata Purbaya, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain MBG, Purbaya juga akan menyisir program-program yang progresnya lambat untuk dipercepat, salah satunya dengan mendatangkan bantuan apabila ada hal-hal yang dirasa menghambat.
"Kalau mereka nggak bisa menyusun program kerja atau pengajuan anggarannya, kami akan kirim orang ke sana supaya jalannya cepat dan kita akan monitor on regular basis supaya anggaran yang banyak tadi," ujarnya.
MBG Kurang Berdampak ke Ekonomi
Purbaya menilai, penyerapan anggaran yang lambat disertai rentetan masalah di baliknya bisa saja menjadi penyebab dampak MBG kurang optimal bagi pertumbuhan ekonomi. Ia teringat masa saat ada Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) untuk memantau penyerapan anggaran.
"Dulu pernah ada UKP4 memonitor itu, itu pun nggak jalan sempurna karena UKP4 terlalu jauh. Kalau saya boleh kerjakan itu, saya akan kerjakan supaya betul-betul penyerapan anggaran bisa jalan dan utang yang kita keluarkan itu betul-betul bermanfaat buat ekonomi," kata Purbaya.
Sebagai informasi, program MBG pada tahun ini mendapat alokasi Rp 71 triliun. Per 19 Agustus 2025, tercatat anggaran yang terserap baru mencapai Rp 10,3 triliun atau sekitar 14,5%.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, dari jumlah dana tersebut, 20 juta orang tercatat sudah jadi penerima manfaat MBG, baik dari siswa, ibu hamil atau menyusui, serta balita.
Mengingat pemerintah mempercepat target penerima MBG jadi 82,9 juta orang hingga akhir tahun ini, Dadan mengatakan pihaknya juga sudah disiapkan dana tambahan capai Rp 100 triliun hingga akhir 2025 nanti. Dana tambahan ini di luar anggaran Rp 71 triliun yang sudah disiapkan sebelumnya.
"Badan Gizi sampai hari ini kami baru menyerap Rp 10,5 triliun uang yang dianggarkan dari Rp 71 triliun, belum ada menyentuh yang di-standby-kan Rp 100 triliun," ujar Dadan saat ditemui di Kantor Berita Antara, Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Namun Dadan menargetkan dari alokasi dana tambahan sebesar Rp 100 triliun, program MBG hanya akan menyerap Rp 50 triliun hingga akhir tahun, sehingga total anggaran yang akan digelontorkan untuk salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini mencapai Rp 121 triliun.
Meski penyerapan anggarannya kini baru Rp 10,3 triliun, Dadan mengatakan dana MBG yang terserap akan terus meningkat ke depan, seiring dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat. Di mana per September 2025, BGN menargetkan untuk membentuk setidaknya 10.000 SPPG, sehingga dana yang akan diserap bisa mencapai Rp 10 triliun setiap bulan.
(shc/ara)