Kisah Petani di Pulau Obi Pasok Bahan Pangan Puluhan Ribu Pekerja Tambang

5 hours ago 1

Jakarta -

Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, memiliki potensi yang luar biasa untuk memperkuat perekonomian masyarakat setempat salah satunya di bidang pertanian. Peluang ini dimanfaatkan oleh Siti Marnia atau Nia, petani asal Desa Akegula yang berhasil membentuk Kelompok Tani Mandiri.

Hal ini bermula kala Nia mulai menggarap lahan di Pulau Obi sejak 2015 setelah sebelumnya berpengalaman sebagai petani di Kendari, Sulawesi Tenggara. Berbekal pengetahuan dari program pertukaran petani Indonesia-Jepang tahun 1999-2000, ia membawa keterampilan bertani yang kemudian dikembangkan melalui kemitraan dengan PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel mulai tahun 2016.

Melalui kemitraan ini para petani lokal dilibatkan sebagai mitra penyedia bahan pangan. Inisiatif tersebut juga telah mengubah kehidupan para petani, yang kini menjadi pemasok utama bahan pangan bagi karyawan perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya, masyarakat ragu untuk bertani karena khawatir hasil panen tidak akan terjual. Mereka tidak tahu akan dijual ke mana," ujar Nia dalam keterangan tetulis, Sabtu (13/9/2025).

Namun, dengan adanya jaminan pembelian hasil panen oleh Harita Nickel, Nia berhasil membuktikan bahwa bertani dapat menjadi sumber penghasilan yang stabil.

Ia menambahkan sebelumnya masyarakat setempat lebih banyak yang berprofesi sebagai nelayan, atau petani pala dan cengkih. Namun, setelah melihat kegigihannya dan hasil penjualan yang memuaskan dari kemitraan dengan Harita Nickel, perempuan asal Kendari, Sulawesi Tenggara itu mengaku lebih mudah untuk mengajak warga untuk beralih profesi menjadi petani.

Kini, Nia bersama kelompok taninya mampu memproduksi 4 hingga 6 ton sayuran dan buah-buahan per bulan yang dipasok langsung ke perusahaan.

"Sekarang yang kami tanam itu ada tomat, semangka, cabai rawit, cabai besar, kacang panjang, terong, dan timun," jelas Nia.

Selain bermanfaat dari sisi ekonomi, Nia menuturkan kemitraan yang dijalin dengan Harita Nickel juga menguntungkan untuk para kelompok tani dari aspek lain.

Nia mengatakan salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Harita Nickel adalah memberi edukasi seputar pertanian, mulai dari tanaman yang cocok, pengairan, hingga bantuan bersifat administratif seperti pembukuan dan lainnya.

Selain itu, Harita Nickel juga mendukung dengan pelatihan, pencatatan hasil panen, hingga fasilitas greenhouse untuk menanam sayuran seperti sawi putih.

"Bantuan ini sangat berharga, terutama dari sisi pengetahuan tentang pengelolaan tanaman dan pencatatan hasil panen," pungas Nia.

Sebagai informasi, kisah Nia menunjukkan kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dapat menghadirkan perubahan nyata, menjadikan petani lokal mandiri sekaligus penggerak ekonomi di Pulau Obi. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Harita Nickel berhasil memberdayakan masyarakat sekitar tambang, khususnya di bidang pertanian.


(akd/akd)

Read Entire Article