
Bencana tanah longsor terjadi di tambang batu galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (30/5) siang.
Imbas kejadian itu, 13 orang dilaporkan tewas. Seluruh korban dibawa ke Rumah Sakit Arjawinangun.
Salah seorang pekerja, Saripudin (57), menceritakan mengenai aktivitas dan kondisi di area galian tersebut. Ia mengaku telah bekerja di lokasi sejak 2006.
"Alhamdulillah penghasilan di sini cukup, bahkan lebih untuk kebutuhan keluarga," kata Saripudin kepada wartawan.
Saripudin menuturkan, kegiatan utama di area tersebut adalah pengambilan material untuk urugan dan semen.

Saripudin, yang berprofesi sebagai sopir, menjelaskan proses pengambilan material dilakukan menggunakan alat berat (beko).
"Saya hanya menunggu muatan Beko, lalu mengangkutnya ke truk," katanya.
Waktu kerja di lokasi galian, biasanya berlangsung dari pukul 07.00 pagi hingga 17.00 WIB.
"Dulu pernah sampai malam, tapi sekarang tidak lagi. Kalau sudah jam 6 sore, itu istilahnya ‘gantungan’ untuk besok pagi," jelasnya.
Saripudin menyebut, pengambilan material selalu dilakukan dengan Beko, tanpa menggunakan bahan peledak. "Alhamdulillah tidak ada yang pakai bahan peledak," tegasnya.

Tambang Akan Ditutup Permanen
Kepala ESDM Jawa Barat, Bambang Tirto Yuliono, mengatakan akan menutup permanen tambang batu alam galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon.
“Sore hari ini saya tutup sementara dan nanti mungkin malam oleh Pak Gubernur (Dedi Mulyadi) akan ditutup permanen. Kira-kira begitu ya,” kata Bambang di lokasi.
Sebelum terjadi longsor, katanya, pihak ESDM Jabar sudah memberikan peringatan atas metode penambangan yang tidak sesuai aturan. Seharusnya, metode penambangan dilakukan dari atas dan menyerupai bentuk terasering.