Joni Pemanjat Tiang Bendera Lanjut Seleksi, Apa Saja Syarat Masuk TNI?

Jakarta -

Cerita Joni Ande Kala gagal lolos tes Taruna Akademi TNI menjadi perhatian. Joni gagal karena tidak lolos persyaratan tinggi badan, sebab tinggi badannya hanya 155,8 cm.

Joni merupakan bocah yang saat masih berada di bangku sekolah SD pada 2018 viral karena aksinya memajang tiang bendera Merah Putih saat upacara HUT RI di Kabupaten Belu untuk menyelamatkan bendera merah putih yang talinya terlilit saat upacara bendera.

Setelah viral, ia kemudian diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Ketika ditanya seputar cita-citanya oleh orang nomor satu di Indonesia itu, Joni mengaku ingin menjadi tentara.

Jokowi langsung menyampaikan kepada Joni agar langsung bertemu dengan Panglima TNI dan dijanjikan akan langsung diterima masuk TNI.

Namun, setelah mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD tahun 2024, setelah mendengar kelulusan SMA, dia dinyatakan tidak lulus saat seleksi awal yang dilakukan oleh Ajenrem 16104/Wirasakti Kupang.

Joni kini diberi kesempatan untuk lanjut seleksi masuk menjadi prajurit TNI AD. Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana mengatakan pihaknya akan menggali potensi Joni di bidang lain.

Lantas apa saja syarat bisa masuk TNI? Berikut informasi lengkapnya:

Persyaratan Pendaftaran Taruna Akademi TNI

1. Warga Negara Indonesia Pria, bukan prajurit TNI/Polri/ PNS.
2. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (menganut salah satu Agama / penghayat kepercayaan).
3. Setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
4. Sehat jasmani, rohani dan bebas narkoba serta tidak berkacamata.
5. Berumur paling tinggi 22 tahun saat pembukaan Dikma (pendidikan dasar).
6. Tinggi badan minimal pria 163 cm, dengan berat badan seimbang.
7. Tidak bertato/bekas tato dan tidak bertindik/bekas tindik, kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama atau Adat.
8. Tidak memiliki catatan kriminalitas yang dikeluarkan oleh Polri.
9. Tidak berlaku Akte Lahir tunggal dan KK tunggal.
10. Belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama Dikma.
11. Tidak berlaku nilai Remedial (bagi lulusan yang masih diberlakukan nilai UN), bagi lulusan dari Negara lain atau lembaga pendidikan di luar naungan Kemendikbudristek, harus mendapat pengesahan dari Kemendikbudristek atau Dinas Pendidikan Kota maupun Kabupaten.
12. Berijazah SMA/MA jurusan IPA / Kurikulum Merdeka.
13. Bagi yang belum mempunyai KTP dapat menggunakan Kartu Identitas Anak (KIA) atau surat keterangan.
14. Domisili minimal satu tahun bagi calon di daerah Papua.
15. Calon bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama (IDP) paling singkat 10 Tahun.
16. Membawa Surat keterangan bebas Narkoba dan surat kesehatan dari Rumah Sakit.
17. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
18. Memiliki Kartu BPJS dan dibawa saat pelaksanaan Test.
19. Mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menerima segala resiko yang ditimbulkan dari kelalaian maupun unsur kesengajaan dari diri sendiri.

3 Langkah Tes TNI yang Wajib Dipenuhi Joni

Terkait gagalnya Joni jadi tentara, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak ikut buka suara. Jenderal Maruli menyebut Joni akan terus diproses, namun masih ada syarat yang wajib dipenuhi untuk lulus seleksi TNI.

"Jadi, (Joni) masih harus mengikuti seleksi (untuk menjadi anggota TNI) itu," kata Maruli setelah meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, dilansir Antara, Sabtu (10/8/2024).

Sama dengan yang lain, ada 3 langkah atau tahapan bagi Joni untuk diterima sebagai TNI, yaitu berupa tes psikotes, mental ideologi, dan kesehatan. Setiap individu disyaratkan untuk memenuhi kualifikasi ketiga tes tersebut dan mendapatkan nilai bagus agar menjadi prioritas untuk diterima.

Rangkaian tes tersebut dibuat untuk mendapatkan tentara yang berkualitas serta sanggup menjalankan tugas di segala situasi. Jenderal Maruli turut menyampaikan saat ini Joni sedang mengikuti seleksi lanjutan untuk dicek kesehatan dan psikotesnya.

(wia/idn)