Badan mata-mata Israel, Mossad, diduga menjadi dalang di balik ledakan 5.000 pager yang terjadi di Lebanon pada Selasa (18/9). Mereka menanam bahan peledak ke dalam ribuan pager yang dipesan Hizbullah sebelum tiba di Lebanon.
Menurut laporan The New York Times, serangan tersebut telah menewaskan setidaknya 12 orang, sementara sekitar 3.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
“Ada gedung-gedung yang terbakar di depan saya saat ini,” ujar Mortada Smaoul (30), seorang warga di selatan Beirut setelah serangkaian ledakan yang terjadi bersamaan di lingkungan tempat tinggalnya. “Petugas pemadam kebakaran dan tentara bergegas ke lokasi kejadian.”
Hizbullah, kelompok pejuang di Lebanon, menuduh Israel sebagai dalang di balik serangan tersebut. Hal ini dikonfirmasi oleh pejabat AS yang mengatakan bahwa Israel telah menanam bahan peledak ke dalam ribuan pager tersebut. Meski sampai saat ini, Israel menolak berkomentar atas serangan tersebut.
Bagaimana Israel menanam peledak ke dalam pager?
Pager atau penyeranta adalah alat komunikasi yang populer pada tahun 1990-an. Alat ini dipakai untuk mengirim dan menerima pesan pendek melalui frekuensi radio. Beberapa orang juga menyebutnya dengan istilah beeper karena suara khasnya. Pager umumnya memiliki bentuk persegi panjang dan berukuran sangat kecil.
Penggunaan pager dengan cepat berkurang saat ponsel mulai menjamur ke seluruh dunia. Munculnya smartphone yang serba bisa juga membuat pager menjadi ketinggalan zaman.
Pejuang Hizbullah menggunakan pager sebagai sarana komunikasi karena dinilai bisa menghindari pelacakan lokasi oleh Israel. Mereka diketahui memesan ribuan pager dari Gold Apollo di Taiwan. Kebanyakan pager yang dikirim adalah model AR924.
Ribuan pager yang tiba pada musim semi di Lebanon didistribusikan Hizbullah kepada anggota mereka di seluruh Lebanon, dan beberapa di antaranya sampai ke sekutu Hizbullah di Iran dan Suriah.
Namun, menurut para pejabat AS kepada NYT, sebelum sampai ke Lebanon, pager-pager ini diduga disabotase, dirusak dan dimodifikasi oleh Israel. Mereka memasukkan bahan peledak seberat 3 gram tepat di sebelah baterai pager. Sebuah tombol juga disisipkan di pager tersebut agar bisa diledakkan dari jarak jauh. Rencana serangan ini diduga telah dipersiapkan Israel selama berbulan-bulan.
Pada pukul 15.30 sore waktu Lebanon, pager-pager itu menerima pesan secara bersamaan yang kelihatannya berasal dari pemimpin Hizbullah. Namun, pesan ini justru mengaktifkan bahan peledak yang tertanam di dalamnya. Pager juga telah diprogram berbunyi “beep” selama beberapa detik sebelum akhirnya meledak.
Perusahaan Gold Apollo yang bermarkas di Taiwan pada Rabu (18/...