Benarkah Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah? Ini Studinya

10 hours ago 9

Jakarta -

Bawang putih telah digunakan baik sebagai obat maupun sebagai bahan makanan dan penyedap sejak awal sejarah tertulis. Teks medis kuno dari Mesir, China, India, Yunani, hingga Romawi membahas kegunaan bawang putih untuk kesehatan.

Meski berasal dari Asia Tengah, siung bawang putih berusia lebih dari 3.000 tahun pernah ditemukan di makam Raja Tutankhamun di Mesir. Bawang putih termasuk dalam genus Allium, bersama dengan bawang merah, bawang bombay, bawang prei, dan kucai.

Beberapa anggota lain dari genus ini juga memiliki khasiat kesehatan yang mirip dengan bawang putih. Dalam makanan, bawang putih biasanya digunakan dalam jumlah kecil dan hanya mengandung sedikit kalori, lemak, protein, maupun karbohidrat. Khasiat kesehatannya berasal dari enzim serta senyawa unik yang dikandungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu siung bawang putih mengandung:

Kalori: 4

Protein: 0 gram

Lemak: 0 gram

Karbohidrat: 1 gram

Serat: 0 gram

Tanaman ini diyakini bermanfaat bagi kesehatan jantung, serta memiliki sifat antimikroba dan antikanker. Lantas, apakah bawang putih bisa menurunkan kadar gula darah hingga kolesterol? Berikut jawabannya.

Konsumsi Bawang Putih Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah?

Sebuah meta-analisis terhadap 22 penelitian sebelumnya yang mencakup 29 uji coba terkontrol acak, dilakukan oleh peneliti dari Southeast University dan Xizang Minzu University di China. Hasilnya, konsumsi bawang putih berhubungan dengan kadar gula darah yang lebih rendah serta penurunan beberapa jenis molekul lemak.

Glukosa dan lipid merupakan nutrisi penting bagi tubuh, berperan sebagai sumber energi sekaligus bahan dasar pembentuk berbagai komponen tubuh. Namun, pola makan modern sering kali membuat asupan berlebih, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan. Pilihan gaya hidup lain, seperti konsumsi alkohol maupun pola olahraga, juga memengaruhi kadar gula dan lemak dalam tubuh.

"Pada individu sehat, metabolisme glukosa dan lipid diatur dengan sangat ketat," tulis para peneliti dalam publikasi mereka yang dipublikasikan di jurnal Nutrients, dikutip dari Science Alert.

"Gangguan metabolisme glukosa dan lipid dapat memicu sejumlah penyakit kronis, termasuk aterosklerosis, diabetes, dan penyakit hati berlemak."

Bawang putih sendiri sejak lama dikaitkan dengan kesehatan, termasuk pengaturan kadar lipid dan gula darah. Ketika semua penelitian tersebut ditinjau bersama, hasilnya tetap konsisten, yakni konsumsi bawang putih dikaitkan dengan kadar gula darah lebih rendah, kontrol glukosa jangka panjang yang lebih baik, peningkatan kolesterol 'baik' (HDL), penurunan kolesterol 'jahat' (LDL), serta penurunan kolesterol total.

Menariknya, kadar trigliserida tidak menunjukkan perubahan signifikan. Meski begitu, data yang ada belum cukup kuat untuk membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, bahwa makan bawang putih otomatis bisa menurunkan risiko penyakit jantung.

Namun, hubungannya sangat menunjukkan bahwa bawang putih bisa menjadi cara alami untuk membantu menjaga kadar gula dan lipid atau lemak darah.

Peneliti menekankan diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain lebih fokus untuk memahami mekanisme pastinya. Uji coba yang dianalisis dalam meta-analisis ini berlangsung antara tiga minggu hingga satu tahun, dengan penggunaan berbagai bentuk bawang putih: bawang putih segar, ekstrak bawang putih tua, hingga tablet bubuk bawang putih.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang putih memberikan efek positif terhadap gula darah dan lipid darah pada manusia, dan hubungan tersebut signifikan secara statistik," tulis para peneliti.

Mengenai mekanisme kerjanya, diduga senyawa aktif dalam bawang putih membantu melalui berbagai cara, termasuk mengurangi stres oksidatif, kerusakan sel yang bisa memicu penyakit kardiovaskular.

Bawang putih juga mengandung senyawa antioksidan bernama alliin, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan pengendalian gula darah, lipid darah, serta kesehatan mikrobioma usus. Kemungkinan, kombinasi berbagai efek inilah yang menghasilkan manfaat yang terlihat.

Jelas bahwa pola makan memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan, baik ke arah positif maupun negatif. Kini, semakin banyak alasan untuk menambahkan bawang putih ke dalam daftar makanan yang sebaiknya ada di menu sehari-hari.

"[Penelitian ini] memberikan ide-ide baru untuk pengembangan produk alami melawan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme glikosida," tulis para peneliti.


(suc/suc)

Read Entire Article