Terobosan Transplantasi Ginjal, Peneliti China Ubah Golongan Darah A Jadi O

6 days ago 8
Jakarta -

Peneliti di China melakukan terobosan besar dalam proses transplantasi ginjal. Mereka berhasil merubah golongan darah organ ginjal yang ditransplantasikan dari A ke O, yang dikenal menjadi golongan darah universal.

Proses transplantasi ginjal cukup rumit. Seringkali pasien yang membutuhkan transplantasi kesulitan mendapatkan ginjal yang cocok karena perbedaan golongan darah.

Orang dengan golongan darah A atau B memiliki antigen yang tidak terdapat pada darah satu sama lain. Sedangkan, golongan darah O tidak memiliki antigen itu sama sekali. Selama antigen lain tidak bertentangan, misalnya antigen rhesus yang menentukan positif atau negatif golongan darah, maka golongan darah O dapat diberikan pada orang golongan A dan B tanpa masalah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2 tahun lalu, peneliti dari Cambridge University melaporkan berhasil menggunakan enzim seperti 'gunting molekuler' yang menghilangkan antigen B dari ginjal manusia. Ini secara efektif mengubahnya menjadi ginjal bergolongan darah O, yang juga dapat ditransplantasikan pada penerima golongan darah A dan B.

Keberhasilan serupa juga telah dilakukan pada organ paru-paru, dan beberapa tim lain melakukan penelitian lanjutan pada ginjal.

"Ini seperti menghapus cat merah dari mobil dan menampakkan lapisan dasar netralnya. Setelah itu dilakukan, sistem kekebalan tubuh tidak lagi mengenali organ tersebut sebagai benda asing," ujar Dr Steve Withers, salah satu peneliti pengembangan enzim tersebut, dikutip dari IFLScience, Senin (6/10/2025).

Terbaru, ilmuwan dari China berhasil melakukan hal serupa pada ginjal bergolongan darah A, yang kemudian ditransplantasikan ke tubuh pasien yang sudah mati otak sebagai penelitian. Ini untuk menguji apakah ada tanda-tanda penolakan dari organ tersebut.

Menggunakan metode yang sama, mereka berhasil menghapus antigen A dari ginjal dan tidak menemukan tanda-tanda masalah dalam uji coba ex vivo, atau luar tubuh. Ginjal yang sudah diubah golongan darahnya lalu ditanamkan ke pasien mati otak dengan antibodi anti-A tinggi, dan prosedurnya berhasil. Peneliti tidak menemukan adanya tanda-tanda penolakan yang berarti.

"Tidak ditemukan penolakan hiperakut. Organ diterima dengan baik, tanpa tanda-tanda penolakan yang dimediasi antibodi selama 2 hari," tulis peneliti.

Beberapa reaksi imun mulai muncul pada hari ketiga. Namun, peneliti menyatakan data yang mereka peroleh dapat membantu merancang protokol klinis untuk mengatasi hal tersebut, jika prosedur serupa dilakukan pada pasien hidup.

Setelah transplantasi, pasien tetap memerlukan obat imunosupresan seumur hidup untuk mencegah penolakan, bahkan bila organ yang ditransplantasikan sangat cocok sekalipun. Tim juga menemukan bukti akomodasi, yaitu fenomena ketika organ donor menjadi tahan terhadap gangguan meski sistem kekebalan penerima tetap bereaksi.

"Inilah hasil nyata ketika penelitian dasar selama bertahun-tahun akhirnya tersambung dengan perawatan pasien. Melihat penemuan kami makin dekat ke dampak dunia nyata adalah hal yang membuat kami terus bersemangat," tandas Steve.

(avk/kna)


Read Entire Article