Said Iqbal Sebut Demo Rusuh Disusupi Penumpang Gelap dan Ngaku Diteror

10 hours ago 7
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal di Istana Negara pada Senin (1/9/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Senin (1/9).

Prabowo hari ini kembali memanggil ketum parpol setelah sebelumnya dipanggil pada Minggu (31/8). Namun bedanya, kali ini parpol non-parlemen seperti PSI juga dipanggil. Termasuk tokoh lintas agama.

Said menyebut, menyebut demo yang berujung ricuh di sejumlah titik tidak murni dari gerakan masyarakat. Menurutnya, ada pihak lain yang menunggangi aksi tersebut sehingga menjadi tak kondusif.

“Ada (penumpang gelap), terasa benar,” kata Said kepada wartawan di Istana Negara,

“Bila akan melakukan aksi, ikuti prosedur undang-undang dan hindari anarkis dan hindari kekerasan lah, kita semua yang rugi,” imbuhnya.

Massa membakar barang saat demo di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (29/8/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pengunjuk rasa bersitegang dengan pihak kepolisian di kawasan perempatan Petamburan, Jakarta, Kamis (28/8/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO

Presiden Partai Buruh ini mengatakan, dirinya sudah menginstruksikan kepada serikat buruh agar mengikuti aturan dan bekerja sama dengan Pemda setempat untuk mengamankan aksi agar tidak disusupi.

“Itu kan yang dibakar-bakar itu aset negara, uang publik juga, kalau memang masalahnya di pejabat, apakah di pemerintahan maupun DPR itu yang dihukum, bukan menghancurkan,” ujarnya.

Tak hanya soal penumpang gelap, Said mengaku mendapat teror berupa penyebaran kontak pribadi dengan mengatasnamakan anggota DPR yang menjadi sumber kekesalan publik.

“Nomor saya dianggap sebagai Adies Kadir ya, banyak bener masuk ke HP, yaudah diemin aja lah. Itu kan teror aja,” ucapnya.

Sementara disinggung soal isu demo ini bertujuan makar, Said enggan menjawab gamblang. Namun, ia menyebut aksi demo dipicu dari kemarahan rakyat terhadap anggota DPR.

"Saya belum pada titik apakah itu makar atau tidak makar ya. Lebih kepada ada upaya untuk menurunkan wibawa pemerintah akibat daripada sikap DPR yang flexing Uya Kura, Eko Patrio kalau Nafa Urbach sebenernya enggak flexing, kasihan aja dijarah rumahnya macet, kita juga macet, kita juga macet kan," kata Said.

Read Entire Article