Jakarta -
Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), Ira Soelistyo, dalam webinar peringatan Bulan Kesadaran Kanker Anak menyebut kasus kanker anak di Indonesia masih relatif tinggi.
Mengutip data Kementerian Kesehatan, Ira menjelaskan setiap tahun masih terdapat sekitar lebih dari 11 ribu kasus baru kanker anak di Indonesia. Ira menekankan, angka ini harus diimbangi dengan peningkatan survival rate atau tingkat kesembuhan.
"Leukemia di luar negeri bisa sembuh 98-99 persen. Indonesia harus ke arah sana. Kanker anak bisa disembuhkan, asal penanganannya cepat, tepat, dan berkesinambungan," jelasnya saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Kamis (25/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, menurutnya tren perhatian kanker anak di Indonesia berangsur membaik, terlebih karena kesadaran orang tua meningkat. Hal ini juga didukung oleh akses pengobatan yang bisa tercover oleh BPJS Kesehatan.
"Dulu banyak orang tua takut atau tidak tahu harus berbuat apa. Sekarang, dengan adanya BPJS, orang tua lebih cepat membawa anaknya berobat. Jadi kesadaran meningkat," ungkap Ira.
Meski begitu, ia mengingatkan masih ada hambatan teknis di lapangan dalam penanganan pasien kanker anak. Salah satunya adalah sistem rujukan BPJS yang kerap membuat pasien harus mengulang prosedur. "Ini memberatkan pasien dan dokter. Semua pihak harus duduk bersama mencari solusi," tegasnya.
Oleh karenanya, pendiri YKAKI sejak 2006 ini aktif mendampingi pasien kanker anak di berbagai rumah sakit. YKAKI menyediakan rumah singgah, sekolah khusus anak kanker, hingga berbagai kegiatan pendukung. Menurut Ira, kedekatan dengan dokter, perawat, dan tenaga medis menjadi kunci dalam membangun sinergi penanganan.
Namun, ia menegaskan keberhasilan penanganan kanker anak tidak hanya bergantung pada rumah sakit, melainkan juga pada komitmen pemerintah. "Semua stakeholder harus duduk bersama mencari jalan tengah. Harus win-win untuk pasien, rumah sakit, dan tenaga medis," ujarnya.
Harapan besar, kata Ira, adalah meningkatnya tingkat kesembuhan kanker anak di Indonesia hingga setara dengan negara maju. "Impian saya, suatu hari pengobatan kanker anak di Indonesia bisa menghasilkan survival rate yang tinggi. Itu akan jadi bukti bahwa kita bisa. Indonesia sehat, anak-anak sehat," pungkasnya.
(up/up)