Jakarta -
Sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia membuat pelaku usaha khawatir, termasuk UMKM.Tantangan tersebut mulai dari daya beli melemah hingga gejolak ekonomi global.
Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, mengatakan pengusaha harus bisa bertahan dalam kondisi apapun. Kunci pentingnya ialah untuk senantiasa bersabar.
"Paling penting, teman-teman semuanya kita harus bisa bertahan dalam kondisi apapun. Yang namanya bisnis itu paling penting satu, sabar. Mau konglomerat manapun juga pasti ada yang merasakan suffer-nya (berjuang untuk bertahan) juga ada, terbangnya juga ada," kata Raffi Ahmad dalam acara Pesta Rakyat 2025 sesi Bincang Karya Bertajuk Menginspirasi Generasi, Berkarya untuk Nusantara di Smesco Convention Hall, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raffi Ahmad menilai, kondisi ini justru menjadi titik penting bagi para pelaku usaha. Kondisi ini dapat menjadi batu loncatan besar bagi bisnis yang mampu melewati tantangan berat tersebut.
"Saat kita bisa melewati hal di titik terendah kita, apapun itu dalam hidup kita, bisnis kita, kita bisa melewati itu, saya janji, kita akan naik kelas lima kali, sepuluh kali lima," ujarnya.
Selain itu, ia juga menyemangati para pelaku usaha yang tengah menghadapi situasi sulit. Kesulitan tersebut harus dilawan dengan strategi yang baik hingga akhirnya bisnis mampu berkembang ke level selanjutnya.
Di samping itu, Raffi Ahmad juga mengingatkan para pelaku usaha untuk mendalami produk ataupun jasa yang mereka tawarkan. Dengan memahami karya yang ditawarkan, akan menumbuhkan gairah dan semangat untuk terus berkembang.
"Kalau hatinya memang passion, ataupun kita belum suka, tapi kita dari hati kita mau belajar, itu pasti akan jalan. Jadi, nggak ada bisnis, jaranglah, mungkin kalau kamu anaknya kaya 7-10 turunan, mungkin aman. Tapi kalau kita yang menjalankan sendiri, rata-rata tidak ada bisnis sukses yang tidak kita pegang sendiri," ujar Raffi Ahmad.
"Kita harus tetap hands-on, tapi juga saat belajar besar, kita juga harus mempercayakan kepada orang-orang yang memang bisa menjadi perpanjangan tangan kita, tetap kita kontrol. Kalau kita mau jaga hands-on benar, pasti memperkecil risiko kegagalan itu," sambungnya.
(acd/acd)