Jakarta -
Pubertas adalah proses alami tubuh untuk secara fisik menjadi dewasa. Pada masa ini, organ-organ utama dan sistem tubuh matang, sehingga tubuh menjadi mampu melakukan reproduksi seksual. Selain perubahan fisik, pubertas juga disertai perkembangan mental dan emosional.
Meskipun pubertas menjadikan seseorang dewasa secara fisik, otak masih terus berkembang dan matang hingga usia pertengahan sampai akhir 20-an.
Dikutip dari Cleveland Clinic, pubertas dimulai ketika bagian otak anak yang disebut hipotalamus mulai memproduksi hormon yang disebut gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hipotalamus kemudian mengirimkan GnRH ke bagian otak lain yang disebut kelenjar pituitari. GnRH merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan dua hormon lain, yaitu luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
Hormon-hormon tersebut kemudian bergerak menuju organ reproduksi (gonad), yaitu ovarium atau testis. Hal ini memicu gonad untuk mulai melepaskan hormon seks, yaitu estrogen atau testosteron. Hormon-hormon inilah yang menjadi 'pembawa pesan' dan memicu munculnya tanda-tanda khas pubertas.
Pubertas pada Laki-laki
Pubertas pada anak laki-laki biasanya dimulai pada usia 9 hingga 14 tahun. Umumnya, pubertas pada anak laki-laki terjadi sekitar dua tahun lebih lambat dibandingkan anak perempuan. Namun, anak laki-laki keturunan kulit hitam dan Hispanik cenderung mengalami pubertas sedikit lebih awal dibandingkan anak laki-laki kulit putih.
Profesor James M Tanner, seorang pakar perkembangan anak, adalah orang pertama yang mengidentifikasi tahapan pubertas yang terlihat secara fisik. Saat ini, tahapan tersebut dikenal sebagai Tahapan Tanner atau lebih tepatnya sexual maturity ratings (SMRs).
Sistem ini berfungsi sebagai panduan umum perkembangan fisik, meskipun setiap individu memiliki jadwal pubertas yang berbeda-beda. Perlu dicatat bahwa terdapat rentang yang luas mengenai apa yang dianggap 'normal' dalam waktu dan tahapan pubertas.
Setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Tahapan Tanner berfungsi sebagai panduan umum, bukan aturan mutlak. Adapun tahapan Tanner ini dibagi terpisah antara perubahan pada alat kelamin dan rambut kemaluan. Selain itu, ada juga perubahan fisik lain yang menyertainya.
Tahapan Pubertas Ketiga Pada Laki-laki
Bagi orang tua, tahapan Tanner bisa menjadi panduan untuk memahami perubahan yang akan dialami anak laki-lakinya. Secara umum, terdapat lima tahap pubertas pada anak laki-laki.
Tahap pertama disebut pra-pubertas atau anak laki-laki belum menunjukkan perubahan yang terlihat, tetapi kelenjar adrenal mereka sudah mulai matang. Kemudian tahap kedua, perubahan fisik mulai muncul, biasanya terjadi pada usia 9-14 tahun.
Setelah itu, baru muncul tahap ketiga dengan perubahan fisik yang semakin cepat, Biasanya terjadi pada usia 10-16 tahun. Adapun tandanya, seperti:
- Pertumbuhan penis dan testis semakin jelas. Bisa mulai mengalami mimpi basah.
- Rambut kemaluan makin gelap, tebal, dan berbentuk segitiga.
- Pertambahan tinggi badan lebih pesat, sekitar 7-8 cm per tahun.
- Peningkatan keringat dan bau badan.
- Perubahan suara (sering terdengar pecah).
- Massa otot bertambah.
Sekitar 50 persen anak laki-laki mengalami pembesaran payudara sementara (ginekomastia), biasanya muncul di usia 11-15 tahun, dan umumnya hilang dengan sendirinya. Jika menimbulkan masalah fisik atau sosial, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis.
Setelah tahap ketiga, kemudian dilanjutkan ke tahap empat atau pubertas, biasanya di usia 11-16 tahun. Kemudian pada tahap kelima, pubertas berakhir dan anak laki-laki menyelesaikan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya, seperti tumbuh kumis, jenggot, hingga rambut kemaluan.
(suc/suc)