Prioritas Nutrisi Agar Anak Tumbuh Maksimal Menurut Dokter, Wajib Ada di Menu Makan

1 week ago 7

Jakarta -

Picky eater bukan sekadar drama makan sehari-hari. Anak yang pilih-pilih makanan berisiko mengalami penurunan berat badan karena asupan gizinya tidak tercukupi. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Penurunan berat badan pada anak bukan berarti timbangan fisik anak harus benar-benar turun. Beberapa panduan kesehatan anak menganggap bahwa ketika berat atau tinggi anak tidak mengikuti kurva pertumbuhan sesuai usia, itu sudah tanda peringatan - bahkan jika beratnya belum turun drastis. Panduan The National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menyebut bahwa 'faltering growth' harus diwaspadai bila terjadi keterlambatan kenaikan berat atau tinggi badan dibanding yang diharapkan.

Pilih-pilih makan merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan asupan nutrisi esensial yang tidak cukup, meningkatkan risiko kekurangan gizi, penurunan berat badan, dan masalah pertumbuhan, terutama pada anak usia prasekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Prof Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), pakar nutrisi dan metabolik anak, protein hewani adalah nutrisi yang wajib ada dalam menu makan anak sehari-hari.

"Harus protein hewani. Kenapa? Karena asam amino esensialnya lengkap. Asam amino esensial itu nggak bisa diproduksi badan kita sendiri," beber Prof Damayanti.

Dibandingkan protein nabati, protein hewani lebih mudah diserap tubuh sekaligus kaya mikronutrien penting, mulai dari zat besi, vitamin D, omega-3, hingga zinc. Semua zat ini berperan dalam mendukung fungsi otak, sistem imun, serta pertumbuhan sel dan organ tubuh.

Anak yang kekurangan asupan protein hewani berisiko mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan stunting. Kondisi ini dapat berdampak jangka panjang, mulai dari gangguan kognitif hingga masalah perkembangan fisik.

Ragam pilihan protein hewani

Bukan cuma daging sapi atau ayam, protein hewani juga bisa diperoleh dari berbagai sumber makanan sehari-hari. Susu dan produk olahannya dapat menjadi pilihan, sementara telur dikenal sebagai sumber protein lengkap yang praktis. Ikan pun penting, terutama ikan laut yang kaya omega-3.

Prof Damayanti juga menekankan pentingnya hati ayam sebagai salah satu sumber nutrisi terbaik bagi anak.

"Hati ayam itu sumber zat besi yang terbaik. Hati unggas ya. Hati ayam, hati angsa, hati bebek. Sengnya ada. Di dalam hati ayam itu vitamin A-nya tinggi," ucap Prof Damayanti.

Risiko kekurangan protein hewani

Anak yang kekurangan asupan protein hewani akan lebih rentan mengalami pertumbuhan terhambat. Kondisi ini tidak hanya meningkatkan risiko stunting, tetapi juga berdampak pada perkembangan otak, kecerdasan, serta daya tahan tubuh.

"Asupan protein hewani yang tidak memadai bisa mengganggu pertumbuhan sel dan organ tubuh, yang berakibat pada gangguan kognitif dan perkembangan fisik anak," ujar Prof. Damayanti.

Dengan memberi prioritas pada protein hewani dan sumber mikronutrien, anak bisa tumbuh sehat, cerdas, dan mencapai potensi maksimalnya.

Waktu emas pertumbuhan Si Kecil hanya terjadi sekali, & tak bisa terulang kembali. Jangan biarkan Gerakan Tutup Mulut (GTM) menghalangi tumbuh kembangnya. Setiap pilihan apapun, kapanpun - terasa seperti momen penentu yang akan membentuk masa depan Si Kecil. Yuk Moms kita ubah Gerakan Tutup Mulut (GTM) menjadi Gerakan Tumbuh Maximal karena pilihan terbaik Bunda hari ini, menentukan masa depan Si Kecil esok hari.

Kini GTM bukan lagi drama, tapi #GerakanTumbuhMaximal #KarenaWaktuTakBisaKembali!


(kna/kna)

Read Entire Article