
Berita mengenai ancaman tarif tambahan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap negara-negara BRICS menjadi salah satu berita populer pada Senin (7/7).
Selain itu, diserahkannya bantuan beras sebanyak 10 ribu ton kepada Palestina oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga menjadi berita yang ramai dibaca di kumparanBisnis. Simak Rangkumannya.
Ancaman Trump ke Negara-negara BRICS
Kepada negara-negara BRICS, Trump mengancam penambahan tarif sebesar 10 persen. Penambahan itu juga berlaku pada negara yang mendukung kebijakan BRICS. Dalam unggahan di media sosial Truth Social pada Minggu (6/7), Trump melihat negara-negara yang dimaksud sebagai negara yang disebut mendukung kebijakan ‘anti amerika’.
“Setiap negara yang menyelaraskan diri dengan kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan tarif tambahan 10 persen. Tidak akan ada pengecualian terhadap kebijakan ini. Terima kasih atas perhatian Anda,” tulis Trump.
Meski demikian Trump tidak menjelaskan lebih detail mengenai maksud dari kebijakan anti Amerika yang Ia sebut. Pernyataan ini berdasarkan laporan Reuters, Senin (7/7) juga sudah memicu kekhawatiran pelaku ekonomi dan kebijakan luar negeri. Hal ini karena AS merupakan mitra utama dari banyak anggota BRICS.

BRICS yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, telah memperluas keanggotaannya pada 2024 dengan menambahkan enam negara baru termasuk Indonesia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Ethiopia, dan Mesir.
10 Ribu Ton Beras untuk Palestina
Untuk bantuan 10 ribu ton beras ke Palestina, Amran sudah melakukan penyerahan secara simbolis kepada Menteri Pertanian Negara Palestina Rezq Basheer-Salimia pada Senin (7/7).
Meski begitu untuk mekanisme pengiriman bantuan tersebut diserahkan kepada Duta Besar Palestina di Indonesia yang juga akan menentukan waktu pengiriman.
”Bantuan akan dikirim tergantung Dubes Palestina yang ada di Indonesia. Kapan saja bisa dikirim, kami serahkan berasnya,” ujar Amran.

Selain bantuan beras, Indonesia dan Palestina juga melakukan kesepakatan untuk menginisiasi pendirian Zona Investasi Solidaritas Palestina–Indonesia.
Di sektor pangan nantinya terdapat alokasi lahan seluas 10.000 hingga 15.000 hektare di Provinsi Sumatera Selatan. Nantinya zona tersebut menjadi basis kerja sama jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia dan Palestina.
Terdapat pula beberapa kerja sama sektor pertanian yang meliputi industri benih, bioteknologi, manajemen agribisnis, alat dan mesin pertanian, cadangan pangan, dan beberapa sub sektor pertanian lainnya.