Polisi: 202 Anak, 26 Mahasiswa, dan 109 Warga Terhasut Ajakan Demo di DPR

13 hours ago 6
Pengunjuk rasa bersitegang dengan pihak kepolisian di kawasan perempatan Petamburan, Jakarta, Kamis (28/8/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Polda Metro Jaya menduga massa yang merusuh di gedung DPR RI pada 25-31 Agustus 2025 terhasut dari ajakan di media sosial. Mereka menduga ada ratusan pelajar-warga yang terhasut.

“Di tanggal 25 (Agustus) itu diperoleh fakta bahwa ada 202 anak, 26 mahasiswa dan 109 warga yang datang karena terhasut oleh ajakan akun medsos T (TikTok) milik mereka, milik para tersangka. Nah ini fakta yang ditemukan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi di Mapolda Metro Jaya, Selasa (2/9).

Kini, sudah ada 6 orang yang menjadi tersangka karena diduga menghasut para perusuh untuk turun ke jalan. Mereka adalah Delpedro Marhaen, Muzafar Salim, Syahdan Husein, Khariq Anhar, RAP, dan FL.

Ade menyebut, penyelidikan sebelum menetapkan ke-6 orang itu menjadi tersangka sudah dilakukan sejak tanggal 25 Agustus itu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam memberikan keterangan pers demonstrasi berujung ricuh saat konpers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/9/2025). Foto: Jonathan Devin/kumparan

“Dilakukan analisis akun yang memberikan hasutan ajakan kepada para pelajar untuk melakukan aksi anarkis, menyebarkan flyers yang berisi kata-kata ‘kita lawan bareng’. Di situ juga ada hashtag #jangantakut kemudian ada caption dibawahnya ‘polisi butut, jangan takut’,” ucap Ade.

“Kemudian berawal dari data tersebut Satgas Gakum Aksi Anarkis PMJ lebih intens melakukan monitoring akun-akun yang memiliki aktivitas ajakan kepada pelajar dan puncaknya pada tanggal 28 Agustus terjadi kembali aksi anarkis,” tambah Ade.

Ade pun menyebut penyelidikan dilanjutkan sampai kerusuhan kembali terjadi pada 28 Agustus 2025.

Polisi menujukkan barang bukti demonstrasi berujung ricuh saat konpers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/9/2025). Foto: Jonathan Devin/kumparan

“Satgas Gakkum ini kembali melakukan upaya-upaya kepolisian mengamankan setidaknya ada 794 perusuh di mana kembali aksi anarkis terjadi dan didominasi oleh pelajar anak yang seharusnya melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya masing-masing,” ucap Ade.

“Rekan-rekan bisa membayangkan dampak dari ajakan hasutan dari akun-akun yang digunakan oleh para tersangka sehingga jam 8.30 sudah diamankan di Bekasi Kabupaten, Bekasi Kota, Depok, Jakarta. Anak-anak pelajar yang berasal dari berbagai daerah, dari Indramayu, dari Cirebon, dari Purwakarta dari Cianjur, dari Serang, dari Depok karena mengikuti ajakan medsos ini,” tambah Ade.

Suasana demo ricuh di kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (28/8/25). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO

Ade menekankan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh para perusuh bukanlah aksi unjuk rasa untuk mengemukakan pendapat. Klaim itu diperkuat dengan temuan anak-anak yang membawa panah ke lokasi demo.

“Sekali lagi, bukan aksi menyampaikan pendapat ya, kami juga sampaikan waktu di tanggal peristiwa itu ada anak yang kedapatan membawa anak panah," ujarnya.

"Ada yang kedapatan membawa botol. Diintrogasi oleh petugas kami di lapangan, botolnya untuk apa? untuk melempar petugas,” tandas Ade.

Demonstrasi merupakan hak warga negara dalam berdemokrasi. Untuk kepentingan bersama, sebaiknya demonstrasi dilakukan secara damai tanpa aksi penjarahan dan perusakan fasilitas publik.

Read Entire Article