Pelaku Usaha Pariwisata Diimbau Buka Peluang Wisata Ramah Muslim

3 weeks ago 21
Wisatawan Muslim. Foto: Shutterstock

Kementerian Pariwisata mendorong para pelaku usaha pariwisata untuk dapat memanfaatkan peluang wisata ramah Muslim, sebagai daya tarik yang ditawarkan.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto, mengatakan bahwa mereka mendorong pihak hotel hingga restoran untuk menawarkan wisata ramah Muslim.

"Kalau dari sisi pariwisata peluangnya, jadi kita mendorong industri-industri pariwisata, misalnya hotel, restoran, bagaimana bisa menjadi bagian yang dipilih oleh wisatawan Muslim," ujar Hariyanto, seperti dikutip dari Antara.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto dalam acara Jumpa Pers Bulanan di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta pada Jumat (7/2/2025). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan

Lebih lanjut, Hariyanto mengatakan bahwa pelaku usaha dapat menyediakan layanan tambahan agar sesuai kebutuhan wisatawan Muslim, seperti disertifikasi halal.

Apalagi, kedatangan wisata Muslim semakin meningkat, dan diprediksi akan semakin besar. Salah satu aktivitas yang banyak dicari adalah wellness, lantaran gaya hidup sehat kini menjadi tren di kalangan wisatawan.

"Tren ini menjadi peluang bagi industri pariwisata untuk menghadirkan layanan wellness yang ramah Muslim, sehingga wisatawan merasa lebih nyaman dan tertarik berkunjung," katanya.

Ilustrasi traveler Muslim wisata ke pantai. Foto: Shutterstock

Hariyanto mencontohkan, pelaku usaha bisa menyediakan ruang ganti khusus Wanita, atau menyediakan terapis-terapis terpisah antara Wanita dan laki-laki. Hal ini untuk membuat wisatawan Muslim semakin nyaman saat berwisata wellness di Indonesia.

Selain itu, wisata halal juga kini menjadi prioritas nasional dan regional, yang tidak hanya memperkuat aspek budaya dan agama, tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi yang signifikan.

Hariyanto menuturkan bahwa konsep pariwisata ramah Muslim bukan hanya sekadar menyediakan layanan dasar, tetapi juga menghadirkan fasilitas dan layanan tambahan yang mendukung kebutuhan wisatawan Muslim.

"Menjadi halal-friendly bukan sekadar soal label, melainkan pengalaman yang dirasakan wisatawan. Di Indonesia, kebijakan sertifikasi halal dan infrastruktur ramah Muslim sudah menjadi standar," pungkasnya.

Read Entire Article