Literasi Finansial-Asuransi Dinilai Jadi Kunci Atasi Kerentanan Ekonomi RI

4 weeks ago 20
com-Ilustrasi literasi keuangan. Foto: Shutterstock

Peningkatan literasi finansial dan asuransi dinilai sebagai kunci untuk mengurangi kerentanan ekonomi dalam keluarga Indonesia. Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada 2025 telah mencapai 66,46 persen, meningkat dari 65,43 persen pada 2024, sementara indeks inklusi keuangan juga naik menjadi 80,51 persen dari sebelumnya 75,02 persen.

OJK juga mencatat bahwa literasi keuangan syariah hanya mencapai 43,42 persen, dan inklusi syariah sebesar 13,41 persen, jauh di bawah angka konvensional.

Dalam riset Sun Life Asia Financial Resilience Index 2025, memperlihatkan bahwa meski rasa aman finansial masyarakat meningkat hingga 57 persen, generasi muda, terutama Gen Z, masih menjadi kelompok yang paling rentan. Hanya 49 persen dari Gen Z yang merasa percaya diri terhadap kondisi finansial mereka.

"Riset ini mengungkap bahwa banyak di antara usia produktif yang masih terfokus pada kebutuhan jangka pendek, sementara perencanaan pensiun dan warisan belum menjadi prioritas," ujar Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Albertus Wiroyo, dalam keterangannya, Minggu (21/9).

Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Albertus Wiroyo. Foto: Sun Life Indonesia.

Dia melanjutkan, literasi finansial dan asuransi di Indonesia masih perlu untuk ditingkatkan. Salah satu upaya yang didorong perseroan melalui program Bright Talk. Program ini dirancang untuk memberikan edukasi keuangan yang relevan dan praktis agar masyarakat, terutama keluarga dan generasi muda, mampu membuat keputusan finansial jangka panjang dengan lebih terencana.

“Melalui Bright Talk, kami ingin melanjutkan komitmen ini, dengan memberikan ruang diskusi yang relevan agar masyarakat dapat belajar langkah-langkah sederhana dalam perencanaan keuangan namun berdampak besar bagi kehidupan mereka,” jelasnya.

Albertus menjelaskan, perseroan memiliki produk Sun Proteksi Heritage 100, yang menawarkan fleksibilitas premi mulai dari sekitar Rp 300 ribu per bulan, proteksi hingga usia 100 tahun, bonus pengembalian premi pada usia 75, manfaat pembebasan premi bila terdiagnosis salah satu dari 77 penyakit kritis, serta perlindungan berlapis melalui rider tambahan.

“Kami memahami bahwa banyak keluarga yang masih rentan secara finansial. Melalui produk ini, kami ingin menghadirkan solusi yang inklusif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyebut bahwa literasi keuangan harus diukur dari pemahaman manfaat dan risiko produk keuangan, penggunaan yang tepat, serta kemampuan masyarakat dalam membuat keputusan yang aman secara finansial.

Menurut Mahendra, peningkatan literasi tidak hanya diukur dari persentase, tetapi juga dari kualitas pemahaman dan pemanfaatan pengetahuan keuangan oleh masyarakat. Ia menekankan pentingnya pemahaman manfaat produk keuangan, cara menggunakannya, akses yang tepat, serta efektivitasnya.

“Jadi, bukan hanya dalam angka literasi semata-mata, tapi juga lebih kepada kualitas dari literasi itu yang kita akan tingkatkan terus,” sebut Mahendra dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2025 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Pramuka Cibubur, Jakarta, Kamis (14/8).

Read Entire Article