Jakarta -
Olahraga gym saat ini digemari oleh banyak orang. Meskipun baik bagi kesehatan, olahraga gym juga menghadirkan ancaman tersendiri khususnya bagi mereka yang penderita diabetes.
Olahraga gym diketahui mampu menyebabkan kadar gula darah naik atau turun secara drastis. Kondisi tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor.
Salah satu contohnya saat melakukan latihan High-Intensity Interval Training (HIIT), lari jarak jauh, atau angkat beban membuat otot menyerap lebih banyak glukosa sebagai 'bahan bakar' sehingga tubuh lebih responsif terhadap insulin. Namun jika intensitasnya berlebihan, tubuh justru menafsirkannya sebagai stres dan melepaskan hormon yang memicu lonjakan gula darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Latihan fisik sering disebut sebagai salah satu 'obat alami' untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah. Meski begitu, latihan yang dilakukan secara berlebihan tanpa perencanaan yang tepat bisa melepaskan kortisol dan adrenalin, hormon stres yang bisa mengganggu efektivitas insulin, terutama pada individu dengan kontrol gula darah yang belum stabil," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM dalam keterangan tertulis, Rabu (10/9/2025).
Sementara itu, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (Sport Medicine) Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Surya Santosa, Sp.KO mengatakan bahwa olahraga tetap penting, namun perlu disesuaikan khususnya bagi mereka yang memiliki risiko metabolik.
"Tujuan utama olahraga bukan hanya membakar kalori, tetapi menjaga kestabilan metabolik melalui pengaturan intensitas, durasi, dan jenis aktivitas yang tepat agar tidak memicu hipoglikemia atau kelelahan. Olahraga yang dilakukan secara rutin dengan intensitas yang sesuai justru memberikan manfaat jangka panjang bagi kestabilan metabolik," ujar dr. Surya.
Ada sejumlah sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga gula darah tetap stabil selama berolahraga. Pertama, cek gula darah sebelum latihan, terutama jika memiliki riwayat prediabetes atau diabetes.
Kedua, konsumsi snack ringan yang mengandung karbohidrat 1-2 jam sebelum olahraga dan pastikan tubuh terhidrasi. Ketiga, siapkan glukosa cepat serap seperti jus buah, madu sachet, atau minuman isotonik untuk berjaga-jaga jika merasa lemas, pusing, atau gemetar.
Bagi yang ingin tetap aktif meski memiliki risiko metabolik, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Clinic pusat layanan kesehatan bagi semua kalangan.
Layanan yang tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital di Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Bandung, dan Surabaya ini membantu mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes, memberikan manajemen menyeluruh, serta panduan gaya hidup guna menjaga metabolisme tetap sehat. Layanannya mencakup skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah, konsultasi medis, serta pendampingan gaya hidup sehat yang terintegrasi.
Mayapada Hospital juga menyediakan layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC). Layanan ini mampu menangani pencegahan cedera, skrining pra-latihan, hingga peningkatan performa fisik. Layan itu juga didukung tim dokter dan fisioterapis profesional serta fasilitas modern seperti gym, VO2 max, dan Body Composition Analysis.
Untuk booking skrining bisa dilakukan melalui MyCare, termasuk jadwal konsultasi dengan dokter dan akses kegawatdaruratan melalui fitur Emergency Call.
MyCare menyediakan fitur Health Articles & Tips, berisi informasi dan tips seputar kesehatan tubuh. Adapun pula fitur Personal Health yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit sehingga mampu memantau langkah, kalori, detak jantung, dan BMI.
Unduh MyCare sekarang dan dapatkan poin reward berupa potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.
(prf/ega)