Dokter spesialis obgyn senior di India tengah diinvestigasi pasca melakukan 21 persalinan secara caesar atau (C-section) dalam satu shift yang berdurasi sekitar 10 jam. Adalah dr Kantheswar Bordoloi, yang menjabat sebagai petugas medis senior di Rumah Sakit Sipil Morigaon.
Ia melakukan 21 persalinan operasi caesar antara pukul 15.40 waktu setempat pada tanggal 5 September hingga pukul 01.50 pada tanggal 6 September.
Pemerintah daerah setempat mengeluarkan surat pernyataan resmi kepada dokter tersebut. Mempertanyakan keputusan di balik seluruh persalinan dilakukan secara caesar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi yang diminta termasuk prosedur sterilisasi yang tepat telah diikuti, apakah ada kasus gawat janin yang terdokumentasi, detail perawatan bayi baru lahir di unit perawatan neonatal rumah sakit yang sakit, dan peran staf medis yang mendampingi.
"Hal ini menimbulkan beberapa kekhawatiran serius dan oleh karena itu, sehubungan dengan ini, Anda diarahkan untuk menyerahkan laporan komprehensif untuk setiap kasus yang disebutkan di atas," ujar Komisaris Kesehatan Distrik Tambahan, Nitisha Bora, dalam pemberitahuan surat kepada dokter tersebut.
Para pejabat mengatakan rekam medis praoperasi dan pascaoperasi tidak tercatat dengan baik, yang dapat membahayakan langkah-langkah pengendalian infeksi dan meningkatkan risiko komplikasi ibu serta bayi. Terlebih dilakukan dalam waktu singkat.
"Dokumentasi terperinci seperti itu sangat penting untuk memperkuat protokol pengendalian infeksi dan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi," tambah pemberitahuan tersebut.
Namun, dr Bordoloi memastikan dirinya sudah menjalani seluruh tindakan medis sesuai prosedur.
"Saya menangani kasus-kasus darurat satu demi satu, dan jumlahnya tiba-tiba melonjak. Saya bekerja cepat, tetapi semua prosedur medis yang diperlukan tetap diikuti," ujarnya, menurut laporan media India, The Assam Tribune.
"Apa yang saya lakukan bukanlah hal yang aneh, dan dokter lain juga melakukan banyak operasi dengan kecepatan seperti itu. Mungkin ada yang mengeluhkan saya," cerita dia.
Ia menambahkan bahwa 19 dari 21 ibu dan bayi baru lahir telah dipulangkan dalam kondisi stabil, sementara dua masih dirawat di rumah sakit, termasuk satu yang dipindahkan ke Gauhati Medical College and Hospital, salah satu institusi medis terkemuka di wilayah tersebut.
Menurut sebuah makalah pada 2023, tingkat persalinan caesar di India telah meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu, meningkat dari sekitar 17 persen pada tahun 1998-1999 menjadi lebih dari 21 persen dalam beberapa tahun terakhir.
Makalah tersebut juga mencatat perempuan berpendidikan lebih tinggi yang telah menjalani setidaknya empat pemeriksaan pranatal, berasal dari keluarga kaya, atau tinggal di kota, jauh lebih mungkin menjalani operasi caesar.
Pada 2018, sebuah artikel di The Lancet memperingatkan tentang apa yang disebutnya sebagai 'epidemi operasi caesar', saat kasusnya meningkat. Artikel tersebut menyatakan operasi caesar menjadi operasi paling umum di banyak negara dunia.
Prosedur yang dapat menyelamatkan nyawa perempuan juga bayi ketika komplikasi terjadi selama kehamilan atau persalinan.
"Namun, penggunaan operasi caesar untuk alasan yang tidak diindikasikan secara medis merupakan penyebab kekhawatiran karena prosedur ini dikaitkan dengan efek jangka pendek dan jangka panjang yang cukup besar serta biaya perawatan kesehatan," sorot para pakar di artikel terkait.
"Penggunaan operasi caesar telah meningkat selama 30 tahun terakhir, melebihi 10-15 persen kelahiran yang dianggap optimal, dan tanpa manfaat maternal atau perinatal yang signifikan."
Bulan lalu di Assam, adapula seorang dokter palsu yang melakukan lebih dari 50 operasi caesar dan operasi ginekologi selama satu dekade. Ia ditangkap saat berpraktik di sebuah rumah sakit swasta. Surat keterangan dokter milik Pulok Malakar terbukti palsu, sehingga memicu tindakan keras oleh petugas setempat.
Simak Video 'Menkes Usul Dokter Umum Bisa Operasi Caesar, IDAI: Sangat Berisiko!':
(naf/kna)