Fenomena Banyak Gen Z Terserang Insomnia, Dokter Ungkap Biang Keroknya

4 hours ago 6

Singapura -

Generasi Z atau Gen Z saat ini banyak yang memiliki kondisi kesulitan tidur malam. Hal ini membuat mereka masih tetap aktif, meskipun sudah memasuki dini hari.

Praktisi kesehatan tidur dr Andreas Arman Prasadja, RPSGT mengakui bahwa saat ini dirinya menerima banyak pasien di usia 20-an tahun yang mengeluhkan kesulitan tidur di malam hari dan mengantuk di siang hari.

"Gen Z keluhannya ngantukan sama nggak bisa tidur. Jadi Kalau siang ngantuk, kalau malam nggak bisa tidur. Jadi ini gejala apa? Delayed sleep phase," kata dr Andreas di sela-sela acara World Sleep Congress 2025 di Singapura, Rabu (10/9/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi insomnia itu nggak cuman gara-gara stres, gara-gara kerjaan lah, nggak. Ada delayed sleep phase. Ini adalah circadian rhythm disorder. Dia bukan nggak bisa tidur, bisa tidur kok, cuman jamnya (dini hari). Tidurnya kadang cuman bisa jam 3, atau subuh," sambungnya.

Menurut dr Andreas, hal ini tentunya akan membuat aktivitas harian seperti bekerja menjadi terganggu.

"Masalahnya 'social jetlag', mesti bangun jam berapa? Mesti kerja kan? Mesti beraktivitas kan? Jadi internal clock-nya tidak sesuai dengan jam sosialnya, baru ngantuk jam 11-an, atau 12 ke atas," katanya..

dr Andreas menambahkan kondisi ini sebenarnya bisa diatasi dengan mencoba menjauhkan gawai di waktu-waktu sebelum tidur.

"Dua jam atau satu jam menurut beberapa penelitian (berhenti scrolling sosmed). Tapi, saya nggak terlalu strict, kalau mau lihat gadget dulu silakan lah, cuman diredupkan, blue light screen-nya aktif," katanya.

"Cahaya biru (blue light) ini lebih bahaya sebetulnya karena bisa menggeser jam tidur. Makannya Gen Z tuh banyak bergeser jam tidurnya. Dan kamu harus benar-benar disiplin. Kalau waktunya tidur ya tidur," tutupnya.


(dpy/up)

Read Entire Article