Darurat Kesehatan Mental Gen Z, 720 Ribu Anak Muda Meninggal Bunuh Diri

1 month ago 24
Jakarta -

CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segeralah menghubungi dan berdiskusi dengan profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangi klinik kesehatan jiwa. Layanan konsultasi kesehatan jiwa juga disediakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) di laman resminya yaitu www.pdskji.org. Melalui laman organisasi profesi tersebut disediakan pemeriksaan secara mandiri untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa seseorang.

Data mengkhawatirkan diungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait angka bunuh diri. Mereka mencatat setidaknya 720 ribu generasi muda kehilangan nyawa karena bunuh diri setiap tahun.

Bunuh diri bahkan dikategorikan sebagai penyebab kematian tertinggi ketiga anak muda, dengan usia terbanyak antara 15-29 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO mencatat faktor risiko bunuh diri lainnya meliputi kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, rasa kehilangan, kesepian, diskriminasi, perselisihan hubungan, masalah keuangan, nyeri dan penyakit kronis, kekerasan, pelecehan, serta konflik atau keadaan darurat kemanusiaan lainnya.

Depresi merupakan penyebab utama disabilitas pada remaja. Depresi dapat menjadi penyebab bunuh diri, dan
bunuh diri merupakan penyebab ke-3 kematian pada remaja di dunia.

Kebanyakan dari gangguan psikologis tersebut tidak disadari dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Survei mengenai kesehatan mental pada remaja di Indonesia tahun 2022, mendapatkan hasil 5,5 persen remaja
usia 10-17 tahun mengalami gangguan mental. Sebanyak 1 persen remaja mengalami depresi, 3,7 persen cemas, post traumatic syndrome disorder (PTSD) 0,9 persen, dan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) sebanyak 0,5 persen.

Stigma seputar kondisi kesehatan mental dan bunuh diri membuat banyak orang yang berpikir untuk bunuh diri tidak mencari bantuan. Bunuh diri dan percobaan bunuh diri memiliki efek berantai yang berdampak pada keluarga, teman, kolega, komunitas, dan masyarakat.

Beberapa orang menganggap bunuh diri itu egois, tetapi penggambaran ini keliru dan merendahkan, kata para ahli, karena orang yang mencoba atau bunuh diri sering kali ingin mengakhiri rasa sakit mereka atau menganggap diri mereka sebagai beban.

Tanda-tanda peringatan bunuh diri

Dikutip dari laman CNN, para ahli dan peneliti kesehatan mental masih belum menemukan cara untuk memprediksi secara pasti siapa yang berisiko mencoba bunuh diri, dan apakah atau kapan orang yang rentan akan melakukannya.

Hal ini karena stresor yang dapat menyebabkan bunuh diri bagi sebagian orang tidak memiliki dampak yang sama pada orang lain. Selain itu, tidak selalu ada jangka waktu yang panjang di mana seseorang memiliki kecenderungan bunuh diri dan bertindak dengan cara yang menandakan perlunya bantuan.

Namun, ada beberapa situasi di mana seseorang yang memiliki kecenderungan bunuh diri dan berencana untuk jangka waktu yang lama akan menunjukkan perubahan perilaku atau emosional. Perubahan-perubahan tersebut, serta faktor-faktor risiko lainnya, dapat mencakup hal-hal berikut:

  • Perilaku tidak biasa dengan barang-barang yang berpotensi mematikan seperti senjata api atau pil
  • Memberikan barang-barang berharga
  • Tidur berlebihan atau kurang tidur
  • Menarik diri atau mengisolasi diri
  • Mabuk berat atau mengemudi secara ugal-ugalan
  • Membicarakan keinginan untuk mati, baik melalui bunuh diri maupun cara lain
  • Kesulitan mencari alasan untuk hidup
  • Merasa seperti beban, tidak dibutuhkan, atau merasa tidak memiliki tempat di mana pun atau bersama siapa pun
  • Merasa putus asa
  • Masalah penyalahgunaan zat
  • Riwayat trauma
  • Mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, dan gangguan kepribadian, terutama jika tidak menerima perawatan
  • Riwayat bunuh diri pribadi atau keluarga
  • Akses mudah ke sarana yang berpotensi fatal
  • Kehilangan minat dalam beraktivitas atau bersekolah

(kna/kna)


Read Entire Article