Cerita Warga Hong Kong Mendadak Panic Buying, Stok di Pasar-Supermarket Ludes

2 weeks ago 25
Jakarta -

Warga Hong Kong berbondong-bondong menyerbu pasar basah dan supermarket untuk membeli persediaan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Hal ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi angin topan Ragasa, siklon tropis terkuat di dunia tahun ini.

Melihat kondisi ini, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah. Maka dari itu, warga Hong Kong mulai panic buying, memadati supermarket.

Aksi panic buying ini terjadi karena warga menimbun kebutuhan pokok, sebab khawatir toko-toko akan tutup selama dua hari. Dikutip dari Reuters, pemerintah setempat juga membagikan karung pasir kepada warga untuk memperkuat rumah mereka yang di daerah dataran rendah, sementara warganya menimbun kebutuhan sehari-hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini yang dilakukan pria bermarga Mak yang berusia 35 tahun. Ia telah membeli beberapa makanan, tetapi masih perlu membeli lebih banyak dan mempersiapkan rumahnya juga untuk menghadapi topan tersebut.

"Kami menutup rapat jendela dan pintu di rumah, memeriksa apakah ada kebocoran," tutur Mak.

Dikutip dari South China Morning Post, sebuah toko roti yang terletak di ruang makan bawah tanah Sogo Department Store di Causeway Bay, diserbu warga. Ada lebih dari 100 pembeli mengantre di kasir.

Di daerah Sai Wan Ho yang padat penduduk, beberapa mengatakan bahwa hari itu adalah salah satu hari tersibuk yang pernah mereka lihat.

"Anda hanya melihat orang sebanyak ini biasanya saat Tahun Baru Imlek," beber wanita bernama Anny Pang.

Wanita berusia 67 tahun itu juga berbelanja di Mr Fresh di Shing On Street, yang membuatnya sangat berkeringat. Ia membeli lebih dari 1 kg sayuran segar, termasuk dua kubis, lima buah naga, dan empat jeruk.

Menurutnya, stok yang sudah dipersiapkannya itu akan cukup hingga akhir pekan.

Kondisi panic buying ini membuat rak-rak yang biasanya berisi sayur, roti, dan makanan pokok lain di rumah sakit ludes. Menurut seorang mahasiswa yang juga berbelanja di supermarket, Zhu Yifan (22), semua ini terjadi karena kekhawatiran masyarakat akan bencana tersebut.

"Pasti ada rasa khawatir," kata Zhu Yifan, dikutip dari Channel News Asia.

Kekhawatiran ini terasa sampai Shenzhen, sebuah kota di China yang berbatasan langsung dengan Hong Kong. Rak-rak berisi daging segar dan sayuran hampir kosong di sebuah supermarket di Distrik Bao'an, Senin malam, menurut AFP.

Seorang pegawai supermarket mengatakan bahkan roti sudah habis sejak tengah hari.

"Biasanya tidak seperti ini," pungkasnya.

(sao/naf)


Read Entire Article