Mati suri atau near-death experience adalah pengalaman langka yang tidak dialami semua orang. Mereka yang mengalaminya sering menggambarkan peristiwa tersebut sebagai sesuatu yang 'gaib' dan sulit dijelaskan secara logika.
Salah satunya dialami oleh Ray Catania (57) asal New York. Ia pernah mengalami mati suri saat berusia 20 tahun. Kala itu, rumah orang tuanya terbakar dan kamarnya dipenuhi gas beracun.
Dalam kondisi tubuh yang semakin lemah, Catania terjatuh ke lantai dan tak berdaya. Saat itulah ia mengalami mati suri dan bahkan merasa bisa melihat jasadnya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berada di atas, di sudut kamar, memandang ke bawah. Saya bisa melihat tubuh saya yang tak bernyawa," dikutip dari Metro, Selasa (30/9/2025).
Pada kondisi berbahaya itu, ayah Catania berhasil menerobos masuk kamar. Ia mengangkat tubuh Catania dan langsung mencari bantuan medis.
"Ia (ayah) berteriak memanggil paramedis. Panik dan menangis," sambung Catania .
Catania lalu dibawa ke ruang tamu untuk dilakukan resusitasi oleh paramedis. Ia mengaku menyaksikan semuanya tapi tidak bisa apa-apa.
Setelah pulih sepenuhnya, Catania diberitahu ia sempat dinyatakan meninggal beberapa saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Ketika ia menceritakan pengalamannya itu pada orang lain, ia seringkali dianggap 'gila'.
Pengalaman serupa juga dialami oleh Stella Ralfini (78) ketika dirinya berusia 16 tahun. Jantungnya sempat berhenti selama 4 menit setelah mengalami kecelakaan mobil.
Pada saat itu ia melihat sekelebat perjalanan hidupnya dengan sangat cepat. Ia seakan sedang dipertontonkan perjalanan hidupnya yang bahagia bersama orang-orang yang dicintai. Tak lama setelahnya, ia juga merasa seperti terbang dan melihat tubuhnya.
"Saya melihat ke bawah dan melihat kaki saya dalam posisi buruk. Darah menggenang di jalan dalam hujan dan saya bisa melihat seseorang di atas saya mencoba memompa dada saya, sementara orang lain menangis," cerita Stella.
"Yang saya ingat hanyalah berkata, 'Saya terlalu muda untuk mati. Saya ingin kembali ke tubuh saya'," sambungnya.
Beberapa saat kemudian Stella tersadar dan langsung dibawa ke Maidstone Hospital, Inggris untuk mendapatkan perawatan. Menurut Stella, itu adalah pengalaman paling aneh dalam hidupnya.
Terakhir ada Abigail Barnes (45) asal London, Inggris yang mengalami kejadian serupa 13 tahun lalu. Kejadiannya pada suatu pagi, ia mengalami sakit kepala yang tidak bisa dijelaskan. Pada saat itu, ia mengira sedang mabuk karena malam sebelumnya memang minum sedikit alkohol.
"Saya sakit kepala dan melihat cahaya hitam putih berkilat di depan mata. Lalu saya merasa mual hebat dan lumpuh," kenang Abigail yang saat itu tengah bekerja di Amerika Serikat.
Setelahnya, ia mengaku seperti terbang ke tempat lain. Ini hal yang mirip dialami oleh Catania dan Stella.
Secara fisik, Abigail sedang menunggu di koridor Massachusetts General Hospital Boston. Ketika ia mendengar tim medis itu berkata 'kirim dia kembali', ia tiba-tiba dibangunkan oleh dokter yang memberitahunya bahwa ia mengalami stroke besar dan berada di ruang perawatan intensif.
Keesokan harinya, Abigail mengalami kejadian aneh lainnya.
"Saya mendengar suara gesekan di ujung tempat tidur. Saya membuka mata dan melihat makhluk dengan sayap raksasa, seperti sayap Malaikat Agung. Bentuknya sangat tradisional, seperti semua gambar. Seolah ia menunggu saya bangun agar saya tahu ia ada di sana, bahwa saya baik-baik saja. Begitu ia melihat saya melihatnya, ia menghilang," tandasnya.
Belum diketahui secara pasti mengapa seseorang bisa mengalami pengalaman 'gaib' ketika mati suri. Meski begitu, para ahli memiliki beberapa teori.
Misalnya, otak yang kekurangan oksigen disebut menyebabkan pandangan terowongan, cahaya terang, dan euforia. Sementara itu, penumpukan karbon dioksida di otak dapat memicu halusinasi dan sensasi keluar dari tubuh.
Aktivitas di lobus temporal pada otak juga dapat menghasilkan sensasi religius, dan lonjakan neurotransmiter mungkin menjelaskan ketenangan dan euforia.
(avk/suc)