Cemaran Dietilen Glikol di Balik Obat Batuk Sirup Maut Renggut Nyawa Anak India

1 week ago 13
Jakarta -

Kementerian Kesehatan India mengonfirmasi bahwa sirup obat batuk merek 'Coldrif' mengandung dietilen glikol (DEG) melebihi batas yang diizinkan. Cemaran ini memicu setidaknya 16 anak-anak meninggal dunia.

"Sampel-sampel tersebut ditemukan mengandung DEG melebihi batas yang diizinkan," menurut pernyataan kementerian tersebut dikutip dari NDTV, Senin (6/10/2025).

Hasil uji laboratorium pemerintah di Chennai menunjukkan, produk tersebut mengandung dietilen glikol yang sngat tinggi, berisiko merusak ginjal dan sistem saraf jika tertelan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu Dietilen glikol (DEG)?

Dietilen Glikol (DEG) adalah pelarut industri yang digunakan dalam antibeku, cat, minyak rem, dan plastik. Keduanya tidak ditujukan untuk obat-obatan. Terkadang, keduanya mencemari bahan farmasi seperti gliserin, seringkali karena pengawasan yang buruk atau pemasok yang menggunakan bahan kelas industri yang lebih murah.

DEG tidak berwarna dan seperti sirup, sehingga mudah disalahartikan sebagai eksipien yang sah jika pengujian laboratorium yang ketat diabaikan.

Mengapa berbahaya?

Ketika tertelan, baik DEG maupun EG terurai menjadi senyawa toksik yang menyebabkan kerusakan ginjal, hati, dan sistem saraf yang parah. Gejala pada anak-anak dimulai dengan mual, sakit perut, dan berkurangnya frekuensi buang air kecil. Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat berkembang dengan cepat menjadi gagal ginjal akut, kejang, dan kematian.

Anak-anak sangat rentan karena bahkan dalam jumlah kecil yang relatif terhadap berat badan mereka pun dapat berakibat fatal.

Insiden fatal sempat terjadi

Insiden sebelumnya menunjukkan betapa mematikannya hal ini: Di Gambia, setidaknya 70 anak meninggal pada tahun 2022 setelah mengonsumsi sirup obat batuk yang terkontaminasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berulang kali memperingatkan tentang sirup obat batuk yang terkontaminasi DEG dan EG, yang menghubungkannya dengan lebih dari 300 kematian anak di seluruh dunia sejak tahun 2022.

Untuk membantu regulator, WHO telah mengembangkan metode pengujian dua tingkat baru, yang mencakup kromatografi lapis tipis (TLC) untuk skrining awal, diikuti oleh kromatografi gas untuk konfirmasi.

Saksikan Live DetikSore:

(kna/kna)


Read Entire Article