Jakarta -
Risiko Bisphenol A (BPA) merupakan senyawa kimia yang umum ditemukan pada plastik polikarbonat seperti galon air, botol minum, hingga wadah makanan. Meskipun banyak orang tua mulai lebih cermat memilih produk yang digunakan anak sehari-hari, masih banyak yang belum menyadari risiko BPA.
Paparan BPA sejak dini dapat memengaruhi sistem hormon dan mengganggu proses tumbuh kembang anak. Risiko ini semakin tinggi karena tubuh anak masih dalam fase perkembangan dan lebih sensitif terhadap gangguan dari lingkungan.
Bahaya BPA yang kerap kali diabaikan perlu menjadi perhatian ekstra para orang tua untuk memastikan produk yang digunakan bebas BPA. Sebab bahan ini banyak ditemukan dalam produk sehari-hari, mulai dari galon air minum berbahan polikarbonat hingga wadah makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Praktisi kesehatan anak, dr. Reza Fahlevi, Sp.A, mengatakan penggunaan BPA baik pada galon air minum maupun wadah makanan sama-sama berbahaya. Idealnya, semua benda yang digunakan untuk anak harus BPA-free.
"Terutama untuk bayi, termasuk botol susunya, kemudian tempat makannya, dan galonnya juga gitu. Jadi, ya, sama aja sebenernya, sama-sama berbahaya," kata dr. Reza dalam keterangan tertulis pada Rabu, (30/7/2025).
Menurut dr. Reza, risiko cemaran BPA pada galon air minum polikarbonat perlu mendapat sorotan khusus. Sebab, air minum digunakan terus menerus sehingga risiko kontaminasinya perlu mendapat perhatian lebih.
Dampak dari cemaran BPA memang tidak langsung kelihatan karena sifatnya jangka panjang dan terakumulasi di jaringan tubuh, seperti hati dan tiroid. Namun, bahayanya bisa dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa.
"Kalau untuk anak, ya, gangguan tumbuh-kembang, kemudian, kedepannya bisa jangkau infertilitas, dan kalau untuk perempuan-perempuan, ya itu juga kedepannya bisa nanti berdampak ke janinnya juga. Kalau batasnya melebihi, ya," tuturnya.
"Mungkin ada hal-hal yang di luar kendali kita yang nggak mungkin kita atur ya, tapi hal-hal yang bisa kita atur maksudnya seperti galon, tempat makan, dan lainnya, kita atur biar dia free BPA, misalnya seperti itu," tambahnya.
Di sisi lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sudah mengatur batas maksimal cemaran BPA dalam galon air minum guna ulang. Namun demikian, perlu juga diperhatikan risiko jangka panjang sekalipun dalam kadar kecil.
Risiko akumulasi makin jadi persoalan ketika banyak orang tidak menyadari adanya potensi cemaran BPA dalam produk yang digunakannya. Paparan BPA yang tidak disadari juga harus diperhitungkan, dan sebisa mungkin perlu dihindari.
Dengan ada potensi risiko seperti ini, penting bagi orang tua untuk lebih selektif dan sadar akan produk yang digunakan setiap hari, termasuk dalam memilih air minum untuk keluarga. Hal ini turut menjadi perhatian Le Minerale untuk menjawab kekhawatiran masyarakat dengan terus berupaya menghadirkan air minum yang sehat, aman, serta higienis untuk seluruh anggota keluarga.
Ditandai dengan kode segitiga PET No. 01, menandakan galon Le Minerale sudah 100% bebas BPA dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu, Le Minerale juga memiliki kemasan yang bening dan selalu baru dari pabrik, sehingga terjamin kehigienisannya.
Dengan adanya pilihan yang lebih aman di pasaran, masyarakat kini punya kendali lebih besar dalam menjaga kesehatan keluarga. Memilih kemasan BPA-free bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi menjadi salah satu langkah konkret untuk mengurangi risiko paparan zat kimia berbahaya sejak dini.
Sebab, perlindungan terhadap anak bukan hanya soal makanan sehat, tetapi juga perhatian terhadap hal-hal kecil, termasuk dari mana air minum berasal dan wadah penyimpanan yang digunakan.
(anl/ega)