Benarkah Kumis Kucing Bisa Atasi Diabetes? Ini Penjelasan Pakar Herbal

13 hours ago 1

Jakarta -

Tanaman kumis kucing telah lama digunakan sebagai obat herbal untuk membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr Inggrid Tania, MSi, menjelaskan tanaman kumis kucing memiliki nama latin Orthosiphon stamineus atau Orthosiphon aristatus.

Tanaman ini dinamakan kumis kucing karena bentuk morfologinya menyerupai kumis hewan kucing, meski sebenarnya tidak ada kaitannya langsung dengan hewan tersebut.

Benarkah Kumis Kucing Bisa Mengatasi Diabetes?

Menurut dr Inggrid, pemanfaatan kumis kucing yang paling populer adalah sebagai diuretik, yakni membantu melancarkan buang air kecil, sekaligus membantu meluruhkan batu ginjal. Selain itu, kumis kucing juga sering digunakan untuk membantu menangani hipertensi atau darah tinggi dan diabetes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pemakaian untuk diabetes memang pemakaiannya selama ini seringnya secara tradisional. Misalnya 80 gram kumis kucing segar, itu kira-kira satu genggam kumis kucing segar," katanya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

Untuk penggunaan tradisional pada pengidap diabetes, biasanya digunakan sekitar 80 gram kumis kucing segar (setara satu genggam). Bagian tanaman yang digunakan adalah seluruh herba, yaitu bagian yang tumbuh di atas tanah, bisa berupa daun, bunga, maupun tangkai.

Cara Pengolahan Kumis Kucing

Cara pengolahannya adalah dengan merebus lima gelas air hingga mendidih, lalu masukkan kumis kucing segar tadi. Rebus selama 15-20 menit hingga air tersisa sekitar tiga gelas.

Air rebusan ini kemudian diminum tiga kali sehari sebelum makan, masing-masing satu gelas pagi, siang, dan malam.

"Bisa juga pakai kumis kucing yang sudah dikeringkan. Namanya Simplicia kumis kucing kering. Dosisnya itu antara 6 sampai 12 gram sehari," lanjutnya.

Proses perebusannya sama, yakni menggunakan lima gelas air yang direbus hingga mendidih, lalu dimasukkan kumis kucing kering dan direbus kembali 15-20 menit hingga tersisa tiga gelas, yang juga diminum tiga kali sehari sebelum makan.

Kumis Kucing Bukan Berarti Menyembuhkan

dr Inggrid menekankan, konsumsi kumis kucing bukan berarti menyembuhkan diabetes sepenuhnya, karena pada dasarnya diabetes tidak bisa sembuh total. Namun, ramuan ini bisa membantu mengontrol kadar gula darah, mencegah lonjakan tinggi, dan memperlambat munculnya komplikasi.

"Dalam arti mengatasi itu bukan menyembuhkan diabetes secara total," tuturnya.

Kumis kucing, lanjutnya, juga dapat dikonsumsi oleh pengidap prediabetes. Meski demikian, dr Inggrid mewanti-wanti bagi pengidap diabetes yang sudah berat atau kadar gula darahnya sangat tinggi, tak bisa mengonsumsi kumis kucing saja, harus perlu obat konvensional.

"Yang utama kumis kucing ini hanya sebagai tambahan saja. Tambahan dalam arti komplementer. Untuk menguatkan lagi efek pengontrolan terhadap diabetesnya," lanjutnya.

"Jadi seringkali harus dipantau sekali. Karena misalnya ketika dikombinasi dengan insulin atau dikombinasi dengan obat anti diabetes yang lain. Itu betul-betul harus dipantau," ucapnya.

Pasien diabetes yang sudah mengalami komplikasi ginjal juga harus berhati-hati, terutama mereka yang sudah memasuki stadium penyakit ginjal kronis atau bahkan menjalani cuci darah. dr Inggrid mengatakan tidak semua pengidap ginjal dapat mentoleransi kumis kucing, karena beban metabolisme dan ekskresi zat dari ramuan ini akan diproses oleh ginjal, yang bisa memperparah kerusakan.

"Apalagi kalau yang sudah cuci darah itu juga harus hati-hati banget," lanjutnya.

Selain diminum tunggal, kumis kucing juga bisa dikombinasikan dengan tanaman obat lain yang bermanfaat untuk diabetes, seperti sambiloto, daun salam, kayu manis, brotowali, daun bungur, maupun daun insulin. Namun, menurut dr. Inggrid, sebaiknya dicoba dulu kumis kucing sebagai ramuan utama. Jika hasilnya dirasa kurang memadai, barulah bisa dipadukan dengan herbal lain yang sesuai.


(suc/suc)

Read Entire Article