Jakarta -
Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengajak peserta World Muslim Scout Jamboree 2025 untuk memperkuat rasa persatuan dan persaudaraan, khususnya terhadap pramuka muslim di dunia. Hal itu diungkapkan olehnya saat membuka pelaksanaan World Muslim Scout Jamboree 2025 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (9/9).
Dalam sambutannya, Muzani memuji kemeriahan pembukaan jamboree 2025, yang dilaksanakan untuk memperingati 100 tahun Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Menurutnya, kemeriahan pembukaan itu tidak kalah dengan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional.
"Dan itu menjadi prestasi yang patut dibanggakan oleh dunia pesantren, khususnya Ponpes Gontor," kata Muzani dalam keterangannya, Rabu (10/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap Jambore yang diikuti 15.300 peserta, dari 22 negara, dan 28 Kwartir Daerah se Indonesia itu akan memperkuat rasa persatuan, persaudaraan, keakraban serta kegotong royongan di antara anggota Pramuka, khususnya Pramuka muslim sedunia.
"Persatuan terbentuk, bukan hanya karena kita sebagai bangsa Indonesia. Bukan hanya disatukan oleh bahasa, bukan hanya oleh keimanan, bukan hanya oleh merah putih. Tapi persatuan juga bisa terbentuk dari berbagai macam faktor. Salah satunya adalah, Gontor yang juga telah mempersatukan kita," ujarnya.
Menurut Muzani, 100 tahun yang lalu, tidak pernah terbayangkan bahwa pondok pesantren Gontor di satu desa terpencil Di Ponorogo, itu akan menjadi pusat ilmu hingga pusat peradaban. Tetapi, setelah 100 tahun, Gontor mampu menjelma menjadi pusat kegiatan keilmuan dan peradaban di Indonesia.
Dia menjelaskan Gontor telah melahirkan alumni-alumni yang sanggup menjadi pemimpin bagi bangsa Indonesia. Hidayat Nur Wahid pernah menjadi Ketua MPR, Din Syamsudin pernah menjadi Ketua Umum PP. Muhammadiyah. Kemudian Hasyim Muzadi yang juga alumni Gontor Pernah menjadi Ketua Umum PBNU. Serta masih banyak lagi alumni Gontor yang menjadi diplomat hingga pengusaha.
"Gontor melahirkan anak. Dari anak Gontor melahirkan cucu. Dari cucu Gontor melahirkan cicit dan seterusnya. Yang diajarkan mereka adalah tentang ke Indonesiaan, tentang ilmu, kemandirian, dan kemanusiaan. Itulah yang diajarkan oleh kiai-kiai kita, ulama-ulama dan ustad-ustad kita. Sekarang semua berkumpul di perkemahan Cibubur," jelasnya.
"Tadi, Kiai Sahal sudah mengingatkan kita bahwa setiap zaman ada orangnya, setiap orang ada zamannya. Dan setiap zaman ada tantangannya, setiap tantangan ada solusinya. Mudah-mudahan kita semua adalah orang-orang yang bisa memberi Solusi atas zaman-zaman tersebut," tutup Muzani.
(akd/akd)