7 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Fungsi Otak Rusak, Sebaiknya Dihindari

9 hours ago 2
Jakarta -

Otak berperan mengatur setiap pikiran, emosi, dan tindakan. Namun, sejumlah kebiasaan sehari-hari diam-diam dapat merusak kesehatannya. Mulai dari kurang tidur, duduk terlalu lama, hingga mendengarkan musik dengan volume tinggi melalui headphone, perlahan dapat menurunkan daya ingat, konsentrasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

Seiring waktu, kebiasaan tersebut bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti demensia dan penyakit Alzheimer. Dikutip dari Times of India, berikut tujuh kebiasaan umum yang merusak otak dan penjelasan ilmiah mengenai alasan di balik bahayanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Melewatkan Tidur Berkualitas

Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, selama tidur nyenyak otak melakukan proses pembersihan penting, yaitu membuang racun seperti beta-amiloid, protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer, serta menggabungkan ingatan jangka pendek ke dalam penyimpanan jangka panjang.

Kurang tidur kronis dapat mengganggu proses ini, sehingga memicu kabut otak, memperlambat waktu reaksi, menurunkan kualitas pengambilan keputusan, dan memengaruhi suasana hati.

Bahkan, kehilangan satu malam tidur yang cukup dapat secara signifikan mengganggu konsentrasi dan kemampuan belajar. Orang dewasa dianjurkan tidur selama 7-9 jam tanpa gangguan setiap malam.

2. Duduk dalam Waktu Lama

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers, duduk selama berjam-jam dapat memperlambat sirkulasi darah, sehingga mengurangi pasokan oksigen dan nutrisi ke otak.

Studi menunjukkan kebiasaan duduk terlalu lama berkaitan dengan perubahan struktural pada otak, khususnya di hipokampus, area yang berperan penting dalam proses pembelajaran dan memori.

Perubahan sederhana, seperti berdiri saat menerima panggilan telepon, berjalan saat waktu istirahat, atau menggunakan meja duduk-berdiri, dapat membantu meningkatkan aliran darah dan kinerja kognitif secara signifikan.

3. Melakukan Banyak Tugas Sekaligus

Multitasking memaksa otak untuk terus beralih dari satu tugas ke tugas lainnya, bukan mengerjakannya secara bersamaan. Pergantian fokus yang konstan ini meningkatkan kelelahan mental, menurunkan efisiensi, dan melemahkan kemampuan menyaring informasi yang tidak relevan.

Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat mengikis rentang perhatian dan melemahkan daya ingat. Memprioritaskan satu tugas pada satu waktu membantu mempertahankan fokus yang lebih dalam serta memperkuat kemampuan mengingat informasi.

4. Mengonsumsi Makanan Berkualitas Buruk

Otak menggunakan sekitar 20 persen energi tubuh, sehingga asupan nutrisi berperan penting dalam kinerjanya. Menurut studi yang dipublikasikan di Frontiers In Nutrition, pola makan tinggi makanan olahan, gula rafinasi, dan lemak tidak sehat dapat memicu peradangan serta stres oksidatif, dua faktor yang mempercepat penuaan otak.

Sebaliknya, pola makan yang kaya makanan utuh, seperti ikan berlemak yang mengandung omega-3, sayuran berdaun hijau, beri, kacang-kacangan, dan biji-bijian, menyediakan vitamin, mineral, dan antioksidan yang membantu melindungi sel otak sekaligus meningkatkan komunikasi antar-neuron.

5. Stres Kronis

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers In Nutrition, stres berkepanjangan memicu pelepasan hormon kortisol secara terus-menerus. Pada kadar tinggi, hormon ini dapat mengecilkan hipokampus dan mengganggu kemampuan otak membentuk memori baru. Stres kronis juga mengacaukan pola tidur dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Strategi pengelolaan stres seperti pernapasan dalam, menulis jurnal, yoga, atau olahraga teratur tidak hanya menenangkan sistem saraf, tetapi juga meningkatkan ketahanan terhadap kelelahan mental.

6. Isolasi Sosial

Interaksi manusia secara rutin menstimulasi area otak yang berperan dalam pengaturan emosi, pemanggilan kembali memori, dan pemecahan masalah. Isolasi menghilangkan stimulasi ini, sehingga meningkatkan risiko depresi dan penurunan fungsi kognitif.

Bahkan interaksi singkat setiap hari, seperti berbincang dengan tetangga atau menelepon teman, dapat membantu menjaga jalur saraf tetap aktif dan mendukung kesehatan emosional.

7. Mendengarkan Musik Keras

Paparan berulang terhadap musik dengan volume tinggi, terutama melalui headphone, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran akibat rusaknya sel-sel rambut halus di telinga bagian dalam.

Gangguan pendengaran tidak hanya memengaruhi telinga, tetapi juga memaksa otak bekerja lebih keras untuk memproses suara, sehingga menyisakan energi lebih sedikit untuk memori, konsentrasi, dan penalaran.

Penelitian yang dipublikasikan di Alzheimer Disease & Associated Disorders An International Journal juga mengaitkan gangguan pendengaran yang tidak ditangani dengan peningkatan risiko demensia.

Untuk melindungi pendengaran dan kesehatan otak, terapkan aturan 60/60: dengarkan pada volume tidak lebih dari 60 persen selama maksimal 60 menit secara berturut-turut.

(suc/suc)


Read Entire Article