32 Juta Warga RI Ikut CKG, Kemenkes Ungkap Temuan Penyakit Terbanyak

3 weeks ago 21
Jakarta -

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi mengatakan sudah ada 32 juta warga negara indonesia (WNI) yang sudah mendaftar pada program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

"Sampai dengan hari kemarin (17 September 2025) kita sudah ada 32 juta pendaftar untuk mengikuti CKG dan 29,8 juta sudah kami periksa," kata Maria Endang di Kantor Badan Komunikasi Pemerintahan, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).

"Laju kita sekitar 600 ribu per hari sekarang. Tentunya pada hari ini kami sudah mencapai 30 juta (lebih) yang diperiksa," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Endang menambahkan bahwa angka CKG ini bisa saja tidak sesuai dengan data di lapangan. Pasalnya, sistem pencatatan masih daring (online), sehingga masih mungkin ada peningkatan.

"Kami masih menunggu data-data yang belum dimasukkan, sudah dilakukan tapi belum dimasukkan oleh teman-teman di puskesmas. Jadi capaian kita bisa jadi lebih besar dari ini," katanya.

99,6 Persen Puskesmas Layani CKG

Ada sebanyak 10.286 puskesmas di Indonesia, sekitar 10.226 sudah menyelenggarakan CKG. Namun, masih ada 60 puskesmas yang belum bisa melaksanakan program ini.

"Kebanyakan memang (puskesmas yang belum) di daerah terpencil ya. Kebanyakan memang masyarakatnya belum tahu untuk bisa mengakses CKG. Tapi kalau untuk CKG sekolah, itu semua sudah bisa," katanya.

Terkait ini, Kemenkes akan berkolaborasi dengan masyarakat setempat dan kementerian/lembaga lainnya.

Penyakit Paling Banyak Ditemukan

Maria menambahkan saat ini persebaran peserta CKG masih didominasi perempuan dengan perbandingan 3 banding 2.

  • Perempuan: 17.176.524 (57,5 persen)
  • Laki-laki: 12.688.214 (42,5 persen)
  • Total: 29.864.651

Berikut penyakit terbanyak yang ditemukan di CKG.

Bayi Baru Lahir

  • Berat lahir rendah (9.307 kasus)
  • Kelainan saluran empedu (7.928 kasus)
  • Penyakit jantung bawaan kritis (6.972 kasus)
  • Hipotiroid kongenital (1.015 kasus)
  • Defisiensi enzim G6PD (250 kasus)

Balita dan Anak Prasekolah

  • Gigi-Karies (264.360 kasus)
  • Stunting (39.999 kasus)
  • Gizi kurang (25.323 kasus)
  • Perkembangan tidak normal (7.156 kasus)
  • Anemia (1.482)

Dewasa

  • Tingkat aktivitas fisik kurang (10.800.770 kasus)
  • Obesitas sentral (4.116.343 kasus)
  • Gigi-Karies (3.289.903 kasus)
  • Obesitas/overweight (3.024.952 kasus)
  • Hipertensi (1.993.578 kasus)

Pemeriksaan Lanjutan Pada Dewasa Berisiko

Orang dengan usia 40 tahun atau lebih dengan hipertensi atau diabetes melitus (DM).

  • Risiko kanker usus (337.645 kasus)
  • Risiko stroke-dislipidemia (286.346 kasus)
  • Anemia pada catin (calon pengantin) perempuan (11.367 kasus)

Lansia

  • Aktivitas fisik kurang (2.094.260 kasus)
  • Hipertensi (953.134 kasus)
  • Karies (813.266 kasus)
  • Obesitas sentral (800.976 kasus)
  • Gangguan kognitif (253.221 kasus)

Pemeriksaan Lanjutan Lansia

Orang usia 40 tahun atau lebih dengan hipertensi/DM, hepatitis B, hepatitis C, dislipidemia, dan obesitas sentral.

  • Risiko stroke dislipidemia (159.924 kasus)
  • Fungsi ginjal abnormal (13.257 kasus)
  • Risiko fibrosis/sirosis (4.622 kasus)

Saksikan Live DetikSore:

Simak Video "Video: Siap-siap! Cek Kesehatan Gratis Sekolah Mulai Digelar 4 Agustus"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/naf)


Read Entire Article