Vaksinasi PMK Tahap 2 Masih Jauh dari Target

23 hours ago 1

Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak melalui vaksinasi massal secara bertahap. Tahun ini, penyelenggaraan vaksinasi massal dilakukan melalui dua tahap, yakni di Januari-Maret dan Juli-September.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Agung Suganda mengatakan di periode pertama dilakukan vaksinasi sebanyak 2,1 juta dosis. Menurutnya, program tersebut dapat meredam kasus PMK secara signifikan.

Pada periode kedua, pihaknya menargetkan sebanyak 1,9 juta dosis vaksin diberikan ke hewan ternak. Namun, sudah hampir dua bulan berjalan, realisasi vaksinasi masih rendah sekitar 31,4%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun realisasinya ini masih rendah, masih di 31,4%. Artinya, dalam jangka waktu kurang lebih 1 bulan lagi kita masih punya 70% vaksin yang harus divaksinkan," ujar Agung dalam acara Strategi Nasional Pengendalian PMK di Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2025).

Berdasarkan pengalaman Kementan, Agung menyebut program tersebut dapat memberikan kekebalan terhadap hewan ternak, khususnya saat wabah PMK muncul akibat mobilisasi yang cukup tinggi.

PMK Sempat Merebak

Agung menceritakan akhir 2024, kasus PMK kembali merebak lantaran adanya pergerakan hewan ternak dari daerah sentra produksi ke daerah konsumen. Biasanya, mobilisasi hewan ternak ini terjadi sebelum 4 hingga 7 bulan sebelum Hari Raya Idul Adha.

"Di mana pergerakan sapi-sapi kita itu mulai terjadi di akhir Desember dan di situlah terjadi peningkatan kasus yang luar biasa. Apalagi biasanya di akhir tahun itu terjadi perubahan musim, pancaroba dan itulah yang menyebabkan daya tahan sapi-sapi kita melemah sehingga ada kasus yang meningkat signifikan," imbuh Agung.

Berangkat dari situ, ia meminta jajarannya memasifkan vaksinasi. Sebab, setidaknya masih ada 1,3 juta dosis vaksin yang belum direalisasikan. Ia mengarahkan agar vaksin tersebut diberikan kepada hewan ternak yang kemungkinan besar nanti akan dilalulintaskan pada November dan Desember. Dengan begitu, dia berharap tahun depan tidak ada kasus PMK yang kembali merebak.

"Saya meminta para teman Direktorat terkait di PKH untuk lebih memasifkan laksanakan vaksinasi kita untuk yang sisanya, yang sekitar 1,3 juta dosisnya agar kita bisa segera mendapatkan kekebalan pada tubuh hewan kita itu di bulan November, Desember. Bahkan di Januari saya sangat berharap nanti di akhir tahun tidak ada kasus peningkatan PMK seperti tahun 2024 yang lalu," tambahnya.

Wabah PMK Terkendali

Pada saat yang sama, Agung mengklaim wabah PMK di Indonesia berhasil terkendali. Beberapa daerah, seperti Bali, Nusa Tenggara Barat, serta Jawa Barat sudah hampir mendekati tidak ada insiden wabah PMK. Dari situ, Agung menilai upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mengendalikan wabah PMK sudah benar.

Berdasarkan data Kementan, per 24 Agustus 2025 kasus PMK masih merebak di 7 provinsi dengan 593 ekor. Sulawesi Selatan masih menjadi provinsi dengan wabah PMK tertinggi sebanyak 323 ekor. Kemudian disusul Jawa Tengah dengan 110 ekor, Jawa Timur 109 ekor, Jawa Barat 21 ekor, Sulawesi Barat 15 ekor, Sumatera Barat 15 ekor, serta Yogyakarta 5 ekor.

"Artinya, pendekatan yang kita lakukan sudah on the track tinggal bagaimana penguatan kita di lapangan dan campaign kita di masyarakat agar memberikan semangat ke peternak kita sehingga menarik investasi peternakan yang saat ini dicanangkan oleh Bapak Presiden dan Bapak Mentan. Karena kita berharap Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor dari daging sapi dan susu segar," imbuh Agung.

Lihat juga Video: Wamentan Terus Awasi Wabah PMK: Sediakan 4 Juta Vaksin

(rea/ara)

Read Entire Article