Jakarta -
Wisatawan di Hawaii dilanda kepanikan setelah menerima peringatan tsunami yang dikeluarkan menyusul gempa bumi dahsyat di wilayah Pasifik. Mereka bergegas mencari perlindungan di kamar hotel dan panik membeli persediaan makanan dan apa saja.
Dikutip dari Express, Kamis (31/7/2025) peringatan itu muncul setelah gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter mengguncang wilayah Timur Jauh Rusia pada Rabu dini hari WIB. Beberapa bangunan di kawasan itu mengalami kerusakan.
Para ahli memperingatkan bahwa tsunami yang dipicu gempa tersebut berpotensi mencapai ketinggian hingga tiga meter di Hawaii. Warga di pulau tersebut, serta pesisir barat Amerika Serikat dan Jepang, diminta untuk waspada dan menjauh dari wilayah pantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantai-pantai yang biasanya dipadati wisatawan kini jadi sepi, sementara jalanan penuh sesak oleh kendaraan yang berusaha meninggalkan area pesisir.
Seorang wisatawan bernama Katma yang baru tiba di Waikiki, Hawaii, dari Selandia Baru bersama temannya membagikan pengalamannya secara daring. Saat berbelanja, mereka menerima peringatan darurat melalui ponsel mengenai ancaman tsunami.
"Kami baru saja menerima peringatan darurat ini dan dikatakan tsunami akan datang, dan kami tidak bercanda, semuanya berguncang," ujar Katma dalam videonya.
Seketika mereka segera meninggalkan toko dan kembali ke hotel. Di perjalanan, mereka melihat banyak toko tutup akibat peringatan tersebut. Hanya satu toko yang masih buka, yang dipadati orang-orang berebut membeli minuman dan makanan ringan.
Ia menambahkan bahwa mereka akhirnya berhasil kembali ke hotel, sebagai informasinya mereka tinggal di lantai 29. Namun sesampai di sana, mereka baru menyadari bahwa lift hotel tidak berfungsi.
"Kami berencana untuk tetap tinggal di sini. Saya rasa kami akan baik-baik saja, tapi kita tidak pernah tahu, itu cukup menakutkan," kata dia.
Mereka juga mendengar sirene berbunyi di sekitar daerah tersebut dan melihat kemacetan lalu lintas yang parah. Sekitar pukul 20.00 waktu setempat, keduanya merasakan bahwa angin mulai bertiup lebih kencang dan satu jam kemudian, mereka belum melihat adanya gelombang besar yang menghantam pantai.
"Rasanya seperti hidup di dalam film. Saya bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang, tapi kita masih hidup, jadi itu hal baik kan?," katanya.
Sementara itu, seorang perempuan lainnya mengunggah video di TikTok dan mengungkapkan bahwa peringatan tsunami telah merusak hari pernikahannya.
"Seharusnya saya sedang berada di makan malam perayaan, karena saya baru saja menikah hari ini. Tapi sekarang kami sudah berada di hotel," keluh netizen itu.
Gubernur Hawaii, Josh Green, menyampaikan bahwa sejauh ini pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap situasi cuaca yang terjadi. Dan meyakinkan bahwa belum ada indikasi gelombang besar yang akan menerpa Hawaii.
"Sejauh ini pihaknya belum melihat gelombang bencana yang signifikan dan ini menjadi hal yang melegakan bagi kami," ucap Josh dalam sebuah konferensi pers.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban luka maupun pemadaman listrik. Sempat terjadi penangguhan penerbangan menuju Hawaii pada pagi hari, namun saat ini Hawaiian Airlines telah kembali beroperasi dengan normal.
Pemerintah Hawaii juga telah membuka sejumlah lokasi evakuasi di sekolah dan pusat komunitas di wilayah Honolulu. Sementara itu, Badan Meteorologi Nasional Amerika Serikat mengimbau masyarakat untuk tidak datang ke pantai hanya untuk melihat atau memotret gelombang tsunami.
Akun resmi Badan Meteorologi Nasional Wilayah Teluk San Francisco menulis di platform X untuk menjauh dari pantai dan jangan gegabah hanya untuk mengambil foto.
"Ini bukan gelombang tunggal. Jangan mencoba pergi ke pantai untuk mengambil foto," tegas imbauan itu.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Honolulu, Sheldon Hao, menegaskan untuk masyarakat agar segera melakukan evakuasi dan menjauh dari titik bahaya yang sudah diperingatkan.
"Kami ingin semua orang tetap aman. Lakukan evakuasi lebih awal agar tidak berada dalam situasi berbahaya," ujar Sheldon.
(upd/fem)