Lombok Timur -
Di rapat DPR, anggota Komisi VII DPR Tifatul Sembiring sempat menyatakan dirinya termasuk seorang pendaki gunung. Baru-baru ini Tifatul mendaki Gunung Rinjani bersama tim kepanduan Nusa Tenggara Barat.
Mantan Menkominfo era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, memang punya hobi mendaki gunung. Beberapa gunung tercatat yang pernah didaki, diantaranya Merapi, Singgalang dan Gunung Talang di Sumatera Barat, Gunung Kinabalu di Serawak Malaysia, Dempo di Sumatera Selatan, Burni Telong dan Seulawah di Aceh dan Gunung Gede di Jawa Barat.
Pendakian Gunung Rinjani ini, dilatarbelakangi oleh insiden yang menimpa beberapa pendaki asing akhir-akhir ini. Meski hampir menginjak usia 64 tahun, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini mendaki Gunung Rinjani. Tak hanya sekadar mendaki, Tifatul turut membawa misi khusus yakni memasang tiga plang imbauan keselamatan di jalur pendakian yang digotong oleh dua orang porter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tifatul ditemani beberapa orang tim kepanduan PKS NTB, mulai start dari pintu Bukit Tiga, jalur Sembalun pukul 09.30 pagi, Senin (28/7/2025). Setelah mendaki selama 1 jam 50 menit, rombongan memasuki Pintu 4 Cemara Siu.
Beberapa kali Tifatul mengalami kram kaki, namun setelah diolesi cream pemanas otot, bisa pulih kembali. Memang di usia yang tidak tergolong muda lagi ini, kram paha kerap kali terjadi.
Sesekali Tifatul mengeluarkan botol airnya untuk meminum beberapa teguk air mineral yang dicampur dengan madu. Sampai disini, beberapa anggota rombongan mulai tercecer. Ada yang kram, ada yang mules, ada yang istirahat. Hanya tinggal 4 orang bersama Tifatul. Tiba-tiba, bam...! Seorang pendaki perempuan ambruk di tanjakan. Para guide dan porter membantunya kembali berdiri. Seorang gadis berjilbab, tiba-tiba pula melaju cepat dari atas, yang bersangkutan tak sempat menahannya dan hampir saja menabrak sebuah pohonږ
"Eh hati-hati mbak," ujar Tifatul.
Memang di tanjakan penyesalan ini sering sekali para pendaki terpeleset. Karena jalurnya dipenuhi pasir, yang bergerak jika diinjak. Akhirnya, setelah melewati perjuangan tanjakan demi tanjakan, pukul 14.00 siang rombongan Tifatul sampai di puncak Pelawangan Sembalun Rinjani.
Di sini suasana terlihat gembira, kelegaan tampak terpancar dari wajah-wajah para pendaki yang berhasil mencapai puncak Pelawangan. Di sepanjang jalur ke arah summit, sudah dipenuhi tenda-tenda para pendaki.
Saat rombongan tiba di puncak Pelawangan, udara sekitarnya diselimuti kabut pekat, suhu cukup dingin. Namun sayang, Danau Segara Anak tidak tampak, terhalang oleh kabut.
Tifatul menuju ke tanda plang kayu yang bertuliskan Pelawangan Sembalun. "Kita sudah sampai di sini," ujarnya sambil menunjuk tulisan itu.
Lalu rombongan pun melepas lelah sambil menyantap makan siang. Menu hidangan yang disiapkan oleh para porter pun cukup menarik. Dan memang perut sudah terasa lapar.
Goreng ikan nila, sayur bening dan sambal Lombok yang terkenal pedas itu, habis dilahap rombongan. Usai menunaikan salat Zuhur yang dijamak dengan Ashar, tim menyiapkan pemasangan plang imbauan. Imbauan ini bukan sekedar berisi petunjuk-petunjuk saja, tetapi memuat pesan agar setiap pendaki memperhatikan trek jalur serta mematuhi prosedur keselamatan. Setelah menancapkan tiga batang plang himbauan itu, Tifatul memberikan sambutannya.
Anggota Komisi VII DPR Tifatul Sembiring memasang plang imbauan keselamatan di Gunung Rinjani. (dok istimewa)
"Dalam rangka memitigasi kecelakaan di Gunung Rinjani ini, kami melakukan kunjungan spesifik pribadi dan sekarang kami berada di puncak Pelawangan Sembalun Gunung Rinjani. Di sini kami memasang 3 plang imbauan dan peringatan, supaya diperhatikan oleh para pendaki. Karena beberapa waktu yang lalu, ada 3 orang pendaki yang mengalami kecelakaan atau musibah. Termasuk ada yang meninggal di trek letter E, serta turis Belanda dan Swiss mengalami patah tulang, akibat terjatuh di jurang Segara Anak. Jadi sebetulnya, so far saya naik ke sini, dalam usia yang sudah di atas 60 tahun. Sebetulnya jalur pendakian cukup aman ya, bagi para pendaki dan wisatawan. Ini sebuah usaha kecil kami memberikan edukasi dan peringatan. Semoga bermanfaat," ujar Tifatul.
Sekitar pukul 17.00 WITA, Tifatul dan rombongan kembali bersiap turun. Hari mulai gelap dan jalur diselimuti kabut, senter dinyalakan. Di situ Tifatul baru menyadari betapa curamnya jalur yang harus didaki menuju Rinjani.
Sesekali Tifatul terpeleset, hampir jatuh. Tangannya reflek menahan tubuhnya dengan stick gunung di kedua tangan. Beberapa candaan dilontarkan Tifatul sepanjang perjalanan untuk mengurangi ketegangan rombongan. Akhirnya pada pukul 21.00 Wita, semua rombongan 12 orang itu selamat sampai di Bukit Tiga kaki Rinjani.
(ddn/ash)