Tak Sabar Tunggu Janji Pemerintah, Petani Desak ID Food Beli Gula Rp 1,5 T

16 hours ago 6

Jakarta -

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendesak Danantara untuk segera membeli stok gula dengan total nilai Rp 1,5 triliun. Desakan ini disampaikan seiring janji pemerintah untuk segera menyerap 100 ribu ton stok gula petani yang sudah tersimpan lama di gudang imbas impor gula berlebih pada awal tahun ini.

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional (DPN) APTRI, M Nur Khabsyin, mengatakan saat ini proses pembelian gula petani masih dalam proses administrasi. Di mana stok gula ini dikabarkan akan diserap Danantara melalui Holding BUMN Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (ID Food).

Namun saat ini petani sudah merasa tidak sabar menunggu proses tersebut karena stok gula ini sudah menumpuk di gudang selama dua bulan. Belum lagi, menurutnya saat ini baik Danantara maupun pemerintah belum memberikan tenggat waktu yang jelas kapan 100 ribu ton ini akan dibeli, menambah keresahan petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Informasinya masih proses administrasi keuangan. Nah petani kan nggak mau begitu. Ini cepat saja itu dibayarkan, jangan lama-lama gitu. Itu harapan petani, supaya secepatnya dibayarkan untuk seluruh gula yang belum laku. Sekitar 100 ribu ton. kata Nur saat ditemui di sela-sela Seminar Ekosistem Gula Nasional di Royal Kuningan Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025).

"Diinformasikan minggu depan. Kalau bicara minggu depan nggak ada tanggalnya kan minggu depan, minggu depan, minggu depan lagi. Kita nggak mau," tegasnya.

Tidak hanya soal waktu penyerapan, Nur juga meminta Danantara untuk membeli stok gula yang juga sudah menumpuk di gudang-gudang petani lokal. Karena berdasarkan informasi yang didapatkannya, badan pengelola investasi itu hanya akan menyerap 100 ribu ton gula petani yang sudah menumpuk di gudang-gudang pabrik BUMN.

Sementara di luar itu pabrik-pabrik gula BUMN, masih banyak petani yang terus berproduksi gula karena saat ini hingga Oktober nanti masih dalam musim panen tebu. Membuat stok gula dalam negeri makin 'tumpah ruah' jika tidak ikut di serap.

"Kami mohon itu untuk seluruh gula petani yang belum laku, jangan hanya 7 pabrik gula. Kemarin diinformasikan hanya menyerap 7 pabrik gula. Itu kita nggak mau. Harus semua gula yang belum laku ini diserap Danantara, baik pabrik gula BUMN maupun swasta," ucap Nur.

"Jangan dibeda-bedain, swasta ini juga ada yang belum laku dan itu juga perlu diserap.
Total 100 ribu ton itu yang sudah menumpuk selama 2 bulan. Tapi setelah itu ini masih ada (stok) lagi. Tapi ini kami mohon yang 100 ribu ton itu diselesaikan dulu," jelasnya lagi.

Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Widiastuti, mengatakan pemerintah telah menandatangani proses pembelian 100 ribu ton gula dari petani melalui ID Food pada Jumat (22/8) kemarin.

Namun menurutnya proses pembelian 100 ribu ton gula petani yang sudah menumpuk di gudang ini akan membutuhkan waktu sekitar 7-10 hari untuk bisa terealisasi. Jadi gula-gula ini diperkirakan baru bisa terserap sekitar pekan depan.

"Karena dari kesepakatan pertama itu bisa berproses, tapi ada waktu mungkin sekitar satu mingguan atau lebih. Jadi dari sekitar tujuh hingga sepuluh hari. Ini yang akan kami pantau," jelasnya dalam acara yang sama.

Dalam kurun waktu tersebut ia mengaku akan terus mengawal proses pembelian stok gula petani ini. Untuk itu Widyastuti turut meminta para petani tebu dan asosiasi yang menaunginya agar membantu proses penyerapan.

"Jadi nanti kami akan berkoordinasi untuk memantau perkembangannya. Tapi kami juga minta baik dari APTRI atau dari pemilik gudang untuk bisa meng-update-kan, menginformasikan atas realisasi tersebut," tegasnya.

Lihat juga Video Zulhas: Tidak Ada Impor Beras, Gula dan Garam Tahun Ini!

(igo/fdl)

Read Entire Article