Bacawagub Jakarta, Suswono, menanggapi pernyataan dari bacagub Pramono Anung yang tidak ingin membuat program muluk-muluk untuk Jakarta.
Pernyataan Pramono diindikasikan menyinggung rencana program RK-Suswono. Sebab pasangan ini mempunyai banyak program besar seperti mau membuat Jakarta Utara seperti Dubai.
Suswono tidak ingin ambil pusing dengan pernyataan Pramono.
“Ya tinggi atau tidaknya itu kan nanti tergantung dari gagasan-gagasan dan inovasi-inovasi yang muncul ya,” kata Suswono usai silaturahmi bersama ulama dan ustazah, di Yayasan Subulus Salam, Jakarta Timur, Selasa (10/9).
Suswono meyakini, dirinya dan RK merealisasikan berbagai program yang ia canangkan melalui pendekatan DKI, yakni desentralisasi, inovasi, dan kolaborasi.
Adapun desentralisasi, Suswono katakan, akan mengalokasi dana sebesar 200 juta ke setiap RW. Tujuannya untuk menciptakan lapangan kerja di RW setempat dengan pola padat karya.
“Makanya kan DKI kan sudah diidentifikasi oleh Pak Ridwan Kamil, D-nya itu Desentralisasi ya. I-nya inovasi, kemudian K-nya adalah komunikasi,” ujar Suswono.
“Tadi desentralisasi di antaranya dengan alokasi dana 200 juta per RW ya. Ini sangat mungkin karena dengan 200 juta itu akan menciptakan juga lapangan kerja di RW setempat dengan polanya padat karya,” tambah dia.
Terkait kolaborasi, Suswono jelaskan akan bekerja sama dengan antarwilayah di Jakarta maupun di luar, dalam mengatasi persoalan banjir yang masih sering terjadi di Jakarta.
Menurutnya, kerja sama ini dibutuhkan karena persoalan banjir tidak dapat diselesaikan sendiri. Sebab berkaitan dengan kondisi hulu sungai.
“Kemudian, juga kolaborasi K-nya kan. Artinya kita akan bekerja sama ya dengan antarwilayah di Jakarta sendiri juga maupun dengan antarwilayah di luar Jakarta. Karena bagaimana pun juga persoalan banjir enggak bisa diatasi dari Jakarta sendiri. Tetap ada kaitannya dengan hulunya kan,” jelas Suswono.
Rencananya RK-Suswono akan membeli lahan-lahan di Bogor hingga Cianjur untuk menampung debit air jika terjadi peningkatan curah hujan.
Selain itu mereka berencana membangun Giant Sea Wall (Tanggul Laut Raksasa) di Jakarta untuk menampung air laut apabila terjadi banjir di pesisir pantai.
“Maka kita akan membeli lahan-lahan di Bogor atau mungkin sampai di Cianjur ya. Yang jelas intinya menahan air. Yang sekarang saja dengan adanya dua bendungan atau waduk yang ada sekarang ini konon sudah menahan 30 persen. Nah kalau ditambah lagi kan berarti air tidak akan menggelontor ke Jakarta ya,” ungkap Suswono.