Shabrina Leanor Ikut Idol demi Ibu, Kini Ditinggal Selamanya

Jakarta -

Penyanyi Shabrina Leanor membagikan kisah haru tentang alasan mengikuti Indonesian Idol.

Ia mengaku niat awal mengikuti ajang tersebut, bukan semata-mata untuk mengejar popularitas, melainkan demi ibundanya.

"Sebenarnya aku awal ikut Idol itu, cuma pengin nemenin ibuku biar nonton aku, gitu. Ibuku, kan, di kampung," kata Shabrina Leanor, saat ditemui di Studio Trans7, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (9/9/2025).

Ia berharap melalui penampilan di panggung, ibundanya bisa rutin menyaksikan dirinya di televisi. Harapan itu menjadi salah satu alasan terbesar yang mendorongnya untuk terus berjuang di kompetisi.

"Harapannya kalau aku lolos terus, tiap Senin dia bisa lihat aku," tutur Shabrina Leanor.

Kenyataan pahit harus dihadapi. Meski berhasil lolos dan tampil setiap pekan, ibunya ternyata tidak sempat menyaksikan penampilan tersebut secara langsung.

"Qadarullah, ternyata pas semuanya tercapai, aku bisa masuk, aku bisa setiap Senin manggung, ternyata tapi beliau gak bisa lihat secara langsung," ujar Shabrina Leanor dengan suara bergetar.

Rasa penyesalan mendalam juga diungkapkan pemenang Indonesian Idol itu karena, belum bisa memberikan pengobatan terbaik untuk ibundanya. Ia merasa belum mampu secara finansial saat itu.

"Aku menyesal karena, aku tidak bisa memberikan hal yang maksimal untuk pengobatan ibuku," ucap Shabrina Leanor.

Baginya, andai ibundanya masih ada saat ini, ia ingin berjuang lebih keras demi kesembuhannya.

"Saat itu terkendala karena memang aku belum punya biayanya, aku juga gak punya uangnya. Andai aja kalau misalkan ibuku sekarang masih ada, mungkin aku bisa ngobatin ibuku," jelasnya.

Meski begitu, penyanyi asal Bangka Belitung itu menyimpan niat mulia untuk memberikan penghormatan terakhir dengan cara lain. Ia berharap bisa memperbaiki makam ibundanya.

"Aku pengin banget bikin kuburan Ibu tuh yang lebih bagus. Bismillah deh nanti kalau misalkan aku menang, ada rezekinya, aku mau urus kuburannya," harapnya.

(ahs/wes)