Presiden Jokowi telah menuntaskan pidato terakhirnya sebagai presiden Indonesia pada Sidang Tahunan MPR/DPR, Jumat (16/8). Ada beberapa hal menarik terjadi selama sidang tersebut, mulai dari tak hadirnya presiden ke-5 dan ke-6, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pantun ketua MPR, Bambang Soesatyo hingga permintaan maaf Jokowi.
Berikut kumparan rangkum beberapa peristiwa menarik dalam sidang tersebut:
Megawati-SBY Tak Hadiri Sidang Tahunan DPR/MPR
Ini adalah kali pertama Megawati tak menghadiri sidang tahunan DPR/MPR selama periode pemerintahan Presiden Jokowi. Megawati dikabarkan memilih menghadiri acara lain.
"Beliau ada acara lain," kata putri Megawati, Puan Maharani, di kompleks parlemen, Jumat (16/8).
Tak hanya Megawati, SBY juga berhalangan hadir. Ia menghadiri acara syukuran 1 tahun museum dan galeri 'SBY*Ani' di Pacitan.
Sementara Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno hadir dalam sidang tahunan. Begitu juga dengan Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla dan Wapres ke-11 Boediono.
Puan Singgung Pelaksanaan Pemilu: Apa Pemilu Sekarang Sudah Jujur dan Adil?
Ketua DPR RI, Puan Maharani menyampaikan pesannya pada sidang tahunan DPR/MPR. Ia mempertanyakan aspek pemilu yang jujur, bebas, langsung dan adil.
Puan mengatakan, perjalanan Pemilu Indonesia sudah sangat panjang. Namun ia mempertanyakan apakah Pemilu sudah berjalan dengan jurdil.
"Pengalaman demokrasi sudah panjang. Pemilu telah dilaksanakan berkali-kali, bahkan sebelum era reformasi pemilu juga sudah dilaksanakan, dan rakyat juga memberikan pilihannya melalui Pemilu. Apakah Pemilu saat itu memenuhi syarat-syarat pemilu yang bebas, jujur dan adil?" kata Puan di Gedung DPR, Jumat (16/8).
Bagi Puan, ini adalah tanggung jawab bersama partai politik segenap elite-elite nya untuk mencapai demokrasi yang berkualitas. Termasuk menjunjung tinggi etika politik.
"Etika politik yang sama juga menuntut pemilu dilaksanakan dengan memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menjalankan kedaulatannya," ujar Puan.