Jakarta -
Presiden Prabowo Subianto memerintahkan agar Bandara Internasional diperbanyak jumlahnya di daerah-daerah.
Permintaan itu disampaikan Presiden Prabowo saat memimpin rapat terbatas secara virtual dari kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Jumat (1/8).
"Presiden memerintahkan dibuka sebanyak-banyaknya bandara internasional di berbagai daerah," kata Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya melalui akun media sosial Sekretariat Kabinet, dikutip dari Antara, Minggu (3/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Teddy, arahan dari Prabowo untuk memperluas jejaring bandara internasional di daerah bertujuan untuk mendorong percepatan perputaran ekonomi dan pariwisata di daerah.
Sejauh ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menetapkan status tiga bandara di Indonesia sebagai bandara internasional kembali. Ketiga bandara itu adalah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara H.A.S. Hanandjoeddin (Bangka Belitung), dan Bandara Jenderal Ahmad Yani (Semarang).
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyebut diberikannya kembali status bandara internasional kepada ketiga bandara itu didasari oleh peningkatan trafik pasca pandemi, serta sebagai strategi mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan kegiatan keagamaan.
Kebijakan menghapuskan status bandara internasional dilakukan pada akhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada 29 April 2024, Kementerian Perhubungan menghabus status bandara internasional terhadap 18 bandara di berbagai daerah.
Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional. Dalam surat keputusan itu, ada 18 bandara yang dicabut statusnya sebagai bandara internasional.
18 Bandara yang dihapus status internasionalnya itu adalah Bandara Maimun Saleh (Sabang, Aceh), Bandara Sisingamangaraja XII di Silangit, Bandara Radin Inten II di Lampung, dan bandara Bandara H.A.S Hanandjoeddin, Tanjung Pandan.
Kemudian, ada Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Bandara Adisutjipto di Yogyakarta, Bandara Jenderal Ahmad Yani di Semarang, Bandara Adi Soemarmo di Solo, Bandara Banyuwangi di Banyuwangi (BWX), Bandara Supadio di Pontianak (PNK), Bandara Juwata di Tarakan (TRK), Bandara El Tari di Kupang (KOE), Bandara Pattimura di Ambon (AMQ), Bandara Frans Kaisiepo di Biak (BIK), Bandara Mopah di Merauke (MKQ), dan Bandara Syamsuddin Noor di Banjarmasin (BDJ).
(wsw/wsw)