Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa pada dini hari tersebut termasuk gempa dangkal.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust)" kata Daryono dalam keterangannya.
Berdasarkan laporan yang diterima BMKG, guncangan akibat gempa tersebut dirasakan di daerah Pacitan, Wonogiri, Sukoharjo dengan skala II-III MMI. Skala ini mengartikan getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," ujar Daryono.
Lebih lanjut, Daryono menerangkan gempa tersebut merupakan bagian dari gempa Gunungkidul yang terjadi pada 26 Agustus 2024.
"Hingga hari Sabtu, 14 September 2024 pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan gempabumi ini merupakan bagian rangkaian gempabumi Gunungkidul M 5,8 yang terjadi pada hari Senin tanggal 26 Agustus 2024 pukul 19.57.42 WIB dan telah tercatat adanya 329 kali gempabumi susulan (aftershock)" pungkasnya.