Pengembang Ini Tak Lagi Lirik Rumah PNS di IKN, Pilih Bangun Sekolah

5 hours ago 2

Jakarta -

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengalihkan fokus investasinya, dari mulanya ke proyek pembangunan hunian Aparatur Sipil Negara (ASN) di Ibu Kota Nusantara (IKN). Kini, pengembang tersebut fokus ke proyek pembangunan sekolah di ibu kota baru itu.

President Director PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P Adhi mengatakan, pihaknya dulunya merupakan salah satu investor pioneer di IKN, bersama dengan China dan Korea. Saat itu, Summarecon masuk ke dalam proyek hunian ASN dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

"Dulu memang kami itu investor pertama di IKN, bersama Korea dan China. Tapi waktu itu kita masuk ke KPBU hunian tower untuk PNS kan," kata Adrianto ditemui di Tribrata Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun seiring berjalannya waktu, pihaknya menyadari bahwa proses realisasi proyek-proyek KPBU tidaklah mudah. Hal ini mengingat pembangunan akan didukung suntikan APBN sehingga persyaratannya ketat.

"Saya melihat bahwa proses KPBU itu ternyata nggak gampang. Karena ya saya tidak menyalahkan pemerintah karena itu kan akan menggunakan duit APBN kan. Walaupun kita akan dibayar sebagai availability payment (AP), tapi kan APBN, sehingga prosesnya itu ketat," jelasnya.

Dalam skema KPBU sendiri, Adrianto menjelaskan, pada dasarnya swasta tidak perlu membeli tanah dan hanya perlu berfokus pada pembangunan infrastrukturnya. Begitu proses pembangunan berjalan, pemerintah akan membayar melalui skema AP tersebut.

Adrianto sendiri mengaku, pihaknya juga ingin agar proyek tersebut segera ada realisasinya. Namun karena prosesnya panjang dan ketat, akhirnya pihaknya memutuskan untuk mengganti fokus investasinya dan turut serta dalam pembangunan Sekolah Islam Al Azhar melalui skema lain.

Summarecon mendukung pembangunan sekolah Al-Azhar dengan membeli tanah di kawasan IKN, lalu membangun infrastruktur sekolah tersebut. Prosesi peletakan batu pertama atau groundbreaking telah dilakukan sebelum akhir masa jabatan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Di sisi lain, Adrianto menekankan kembali bahwa pihaknya tidak batal berinvestasi di IKN, melainkan hanya mengalihkan atau switch investasinya ke proyek lain. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait kelanjutan proyek KPBU hunian ASN itu sendiri.

"Bukan batal tapi ya kita, ya mungkin (KPBU hunian ASN) sudah dikerjain orang lain. Karena kami memang switch. Bukan batal tapi saya switch," tegasnya.

Sebagai informasi, dalam catatan detikcom, PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) dan Konsorsium Nusantara merupakan dua pengembang besar yang pada awal-awal rencana pembangunan IKN disebut tertarik menggarap proyek hunian ASN skema KPBU.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, yang pada kala itu dijabat oleh Herry Trisaputra Zuna, melaporkan bahwa Summarecon mengajukan harga yang terlampau mahal untuk konstruksi bangunannya. Hal inilah yang masih dalam proses pembahasan.

"SMRA nanti, harganya masih besar ya. Terlalu jauh harga konstruksinya. Ini lagi dibahas. SMRA mengajukan harga yang selisihnya terlalu besar," terangnya, ditemui di Kantor di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023).

Dalam rencana besarnya, disebut-sebut Summarecon akan membangun 6 Tower untuk rusun ASN-Hankam, sementara konsorsium Indonesia-China yakni CCFG Corp akan membangun 60 Tower rusun ASN-Hankam.

(acd/acd)

Read Entire Article