Jakarta -
Warna bangunan Istana Garuda di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dikritik gelap dan beraura mistis. Ada juga yang menyebut kepala burung garuda di Istana Garuda seakan menunduk.
Perancang Istana Garuda, Nyoman Nuarta, pun angkat bicara. Nyoman menjelaskan warna kuningan di bagian muka Istana Garuda akan mengalami perubahan seiring waktu. Warna tersebut secara perlahan berubah menjadi hijau kebiruan karena proses alami yang disebut Patina.
"Warna kuningan di bagian depan akan berubah menjadi hijau, tergantung kondisi alam. Proses oksidasi secara perlahan akan mengubahnya menjadi biru toska," kata Nyoman dilansir Antara, Senin (12/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan warna serupa dengan yang terjadi pada Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Patung GWK juga merupakan karya Nyoman.
Selain itu, struktur bilah pada Istana Garuda terbuat dari baja tahan cuaca yang awalnya berwarna kemerahan. Tetapi, seiring berjalannya Waktu dan terpapar cuaca, warnanya akan berubah menjadi lebih gelap dalam kurun waktu satu hingga dua tahun.
"Struktur bilahnya pertama berwarna kemerahan, tapi setelah terkena hujan dan cuaca, warnanya akan semakin gelap," kata dia.
Rangka di belakang bilah tersebut dibuat dari material perforated, yaitu pelat baja berlubang yang juga tahan terhadap cuaca. Nyoman menegaskan bahwa material ini memiliki daya tahan hingga ratusan tahun.
Pilihan warna gelap pada Istana Garuda, kata Nyoman, bukan tanpa alasan. Ia menghindari warna-warna mencolok seperti emas yang biasa digunakan pada bangunan mewah.
"Banyak orang terbiasa melihat warna-warna menyala seperti emas, tapi saya tidak ingin menggunakan warna seperti itu untuk Istana Garuda," kata Nyoman.
Sementara itu terkait kepala burung garuda yang dinilai menunduk, Nyoman menegaskan dirinya tak peduli tafsiran orang atas desainnya. Nyoman mengungkapkan burung garuda tersebut didesain tampak memeluk dan memiliki filosofi melindungi bangsa Indonesia.
"(Orang menilai bahwa Istana Garuda menunduk, artinya Pak?) Kalau Garuda ngedongak, sombong dong. Terserahlah itu image orang. Saya buat sayapnya itu memeluk seperti melindungi," tegasnya.
Nyoman juga memastikan istana itu dibangun tanpa merusak alam. Ia mempertahankan lokasi Istana Garuda di IKN dibangun di atas bukit.
"Kan itu di bukit tuh. Tadinya memang di bukit. Itu saya nggak bongkar, saya nggak memperbolehkan untuk membongkar (bukitnya)," kata dia lagi.
Untuk pembahasan selengkapnya terkait desain Istana Garuda, detikPagi edisi Selasa (13/8/2024) mengundang Nyoman Nuarta. Simak obrolan seru bersama Nyoman Nuarta di segmen Ngobrol Pagi!
Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"
(vrs/vrs)