Jakarta -
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengajak masyarakat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Dia mengatakan emisi gas rumah kaca berdampak pada perubahan iklim.
Siti menjelaskan, saat ini perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca telah berdampak pada sektor prioritas, seperti pangan, air, kesehatan, energi, dan ekosistem. Dia menyebutkan penularan penyakit sensitif seperti ISPA menjadi salah satu contoh nyata dampak perubahan iklim.
"Dampak pada sektor prioritas tersebut meliput menurunnya produktivitas pangan, berkurangnya pasokan air, meningkatnya vektor, dan penularan penyakit sensitif iklim, seperti demam berdarah, malaria, diare, dan infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA," kata Siti Nurbaya di Festival LIKE 2, di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti Nurbaya melanjutkan perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca juga berdampak pada rusaknya ekosistem laut dan darat. Akibatnya, angka bencana alam makin tinggi.
"Rusaknya ekosistem darat dan laut juga berdampak pada tingginya kejadian bencana hidrometeorologis, seperti banjir, longsor, kekeringan, angin kencang, dan kebakaran hutan. Kerugian dan kerusakan yang terjadi pada bidang prioritas dapat berpengaruh pada sulitnya pemenuhan kebutuhan dasar manusia," ujar dia.
Oleh karena itu, Siti Nurbaya mengajak masyarakat mengurangi emisi gas rumah kaca. Tak hanya aksi dalam negeri, KLHK juga akan menggandeng negara sahabat untuk menghadapi ancaman perubahan iklim.
"Untuk menghadapi permasalahan tersebut, kita bergandengan tangan dan bekerja sama dengan negara-negara sahabat untuk bersama-sama menghadapi dampak dan ancaman perubahan iklim yang semakin nyata serta memberikan kontribusi dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca sebagai penyebab terjadinya perubahan iklim," pungkas Siti.
(idn/idn)