"Kita harus syukuri, negara Indonesia kaya. Tiga kali kita swasembada di saat Bapak Presiden Joko Widodo. Pertama adalah 2017, (lalu) 2019 dan 2020 kita swasembada. Artinya kita mampu," ujar Amran melalui keterangan tertulis usai Soft Launching implementasi Biodiesel B50 di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Minggu (18/8).
Amran mengatakan saat ini upaya pemerintah dalam mencapai kembali swasembada pangan adalah membangun sistem pertanian modern seluas satu juta hektare di Papua. "Yang paling terpenting adalah kita akan membangun lumbung pangan di Papua seluas 1 juta hektar," ungkap Amran.
Belum lagi, kata Amran, Indonesia berpotensi untuk meningkatkan nilai ekspor pertanian menjadi 10 kali lipat. Hal itu dapat terwujud jika hilirisasi digencarkan. Nantinya, itu juga akan berdampak pada menguatnya nilai mata uang Indonesia.
"Kita ekspor sekarang pertanian Rp 500 triliun. Nantinya kita hilirisasi ini katakanlah 10 kali lipat saja itu Rp 5.000 triliun nilai ekspor kita ke depan. (Itu dapat terwujud) kalau semuanya hilirisasi, kopi, kakao, sawit, semua hilirisasi ke depan. Itu mimpi besar kita ke depan, 5-10 tahun ke depan," ujar Amran.
Menurutnya, ketika sudah menjadi lumbung pangan dunia, Indonesia bukan hanya mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga turut membantu negara-negara lain yang membutuhkan.
"Artinya nantinya bila perlu kita melompat menuju lumbung pangan dan Indonesia menjadi pengendali pangan dunia. Mimpi kita adalah memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang kelaparan," tutur Amran.