Menkeu Purbaya Minta Maaf Bilang Tuntutan 17+8 'Suara Sebagian Kecil Rakyat'

12 hours ago 5
Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang baru dilantik viral setelah menyebut tuntutan 17+8 merupakan suara sebagian kecil rakyat. Purbaya memberi penjelasan soal ucapannya itu.

"Bukan sebagian kecil. Maksudnya begini, ketika ekonomi agak tertekan, banyak kan masyarakat yang merasa susah, bukan sebagian kecil ya. Mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan," kata Purbaya di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).

Purbaya meminta maaf atas ucapannya. Dia berjanji pemerintah akan memulihkan kondisi ekonomi, salah satunya lewat memperbanyak lapangan kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kuncinya di situ. Berapa cepat kita bisa memulihkan ekonomi sehingga lapangan kerja ada banyak. Itu yang kita kejar nanti ke depan. Jadi itu maksudnya saya kemarin. Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf," ujarnya.

Purbaya mengaku kaget pernyataannya viral. Dia menjadikan hal itu pembelajaran.

"Kaget juga. Tapi kan ini proses edukasi ke publik. Ya nggak apa-apa. Saya juga sama. Kalau saya salah, saya perbaiki. Tapi yang jelas maksud saya seperti itu. Bukan bilang, 'oh biar aja atau itu yang susah aja'. Nggak," ujarnya.

"Ada sesuatu yang bisa diperbaiki yang membuat mereka nanti lebih mudah mencari kerjaan. Bukan mereka ya. Semuanya, masyarakat, bisa sejahtera bersama. Itu tujuannya utamanya sebetulnya," lanjut Purbaya.

Pernyataan Purbaya terkait tuntutan 17+8 yang viral itu diucapkan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, setelah dilantik pada Senin (8/9). Awalnya Purbaya mengaku belum mempelajari secara menyeluruh isi tuntutan tersebut. Menurut dia, tuntutan itu datang dari sebagian kecil masyarakat yang merasa hidupnya terganggu dan belum tercukupi.

"Itu suara sebagian kecil rakyat kita, kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu hidupnya, masih kurang ya," kata Purbaya.

Dia menilai aspirasi itu akan mereda jika pemerintah mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dia mengatakan warga akan sibuk cari kerja saat ekonomi tumbuh tinggi.

"Jika saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6%, 7%, itu akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo," ujarnya.

(eva/haf)


Read Entire Article