Bali dikepung banjir di mana-mana. Penyebabnya diduga cuaca ekstrem yang diakibatkan oleh Gelombang Ekuatorial Rossby. Gelombang apakah itu?
Gelombang Ekuatorial Rossby disebut sebagai pemicu hujan lebat dan banjir yang melanda sebagian wilayah Bali beberapa hari terakhir ini. Ibaratnya curah hujan untuk sebulan ditumpahkan selama sehari.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan aktivitas gelombang ekuatorial Rossby di kawasan Bali dan sekitarnya memicu peningkatan awan konvektif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini sering kali berujung pada curah hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Selain itu, terjadi kelembapan udara yang tinggi hingga di lapisan 500 milibar (mb), serta suhu muka laut selatan Bali mencapai 28-29 derajat Celsius.
Dengan keadaan seperti ini, udara jadi lembap dan mudah untuk terangkat menjadi awan, sehingga menghasilkan hujan lebat yang melanda wilayah tersebut.
Apa itu Gelombang Ekuatorial Russby?
Dilansir dari Antara, Kamis (11/9/2025), gelombang ekuatorial Rossby, yang kerap disebut gelombang Rossby, gelombang baroklinik, gelombang internal, atau gelombang planet, merupakan gelombang yang muncul akibat gangguan pada angin zonal di permukaan.
Gangguan ini biasanya dipicu oleh hembusan angin barat yang sangat kuat (Westerly Wind Burst/WWBs) dan berhubungan erat dengan fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO).
Dalam kondisi tersebut, kecepatan angin zonal bisa melampaui 4 m/s dan berlangsung cukup lama, mulai dari 30-60 hari bahkan dapat berlanjut hingga beberapa bulan.
Selain itu, gelombang Rossby juga merupakan gejala dinamika fluida yang dapat terjadi di lapisan atmosfer maupun di perairan laut.
Gelombang ini terbentuk karena interaksi antara rotasi bumi (efek Coriolis) dan gradien tekanan udara, kemudian bisa memperkuat pola pembentukan awan hujan, terutama di wilayah tropis seperti Indonesia.
Namun, keberadaan gelombang ekuatorial Rossby memiliki peran krusial, yaitu memengaruhi terbentuknya pola cuaca dan iklim di seluruh wilayah dunia.
Sejarah Gelombang Rossby
Pada tahun 1930-an, ilmuwan meteorologi Carl-Gustaf Rossby memperkenalkan fenomena gelombang atmosfer ini. Terjadinya gelombang tersebut dipicu oleh rotasi bumi yang menghasilkan efek Coriolis, ditambah dengan ketidaksamaan tekanan udara di lapisan atmosfer.
Selain itu, gelombang Rossby memiliki karakteristik, yakni bergerak relatif lambat dari barat ke timur dan mempengaruhi pola hujan di kawasan ekuator.
Kemudian terjadi hujan ekstrem, terutama saat kondisi kelembapan yang tinggi, sirkulasi atmosfer yang mendukung, dan suhu permukaan laut yang hangat.
Saat gelombang ini berada dalam fase aktif, pergerakan angin di lapisan bawah atmosfer menjadi labil. Sementara udara lembap yang berasal dari Samudra Hindia dan Laut Jawa, telah mengumpul di suatu kawasan.
Apabila ditambah dengan suhu permukaan laut yang cukup hangat, kelembapan tinggi, serta pola sirkulasi atmosfer yang mendukung, potensi terjadinya hujan lebat akan semakin tinggi.
Saksikan Live DetikSore:
Simak Video "Video Update Banjir Bali: 14 Tewas, 2 Hilang, 562 Warga Mengungsi"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)